Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Rabu, 20 Apr 2022, 10:30 WIB

Perusahaan Keluarga Bakal Tumbuh Pesat dalam 10 Tahun ke Depan

Pemaparan riset perusahaan keluarga oleh Daya Qarsa

Foto: Istimewa

JAKARTA- Jumlah perusahaan keluarga di Indonesia diprediksi akan bertumbuh tiga sampai empat kali dalam lima sampai sepuluh tahun ke depan, yang merupakan di atas rata-rata global. Perusahaan keluarga adalah salah satu harapan untuk merealisasikan potensi ekonomi Indonesia.

Founder & Managing Partner (CEO), Daya Qarsa, Apung Sumengkar dalam sebuah diskusi daring di Jakarta, baru-baru ini mengatakan meskipun tumbuh signifikan, sayangnya hanya sekitar 30 persen dari perusahaan keluarga mampu bertahan hingga generasi kedua. Bahkan, hanya sekitar 13 persen perusahaan keluarga di Indonesia yang dapat bertahan hingga generasi ketiga. Persentase yang kecil itu menunjukkan rintangan yang besar dalam menjaga keberlangsungan bisnis keluarga.

"Berdasarkan survei kami, rintangan tersebut diperparah dengan Covid-19. Sebanyak 47 persen responden menganggap pandemi sebagai kekhawatiran utama perusahaan keluarga saat ini," papar Apung yang pada kesempatan itu meluncurkan buku "Bangkit Setelah Pandemi: Mengembalikan Kesuksesan Perusahaan Keluarga Setelah Pandemi Covid-19".

Buku tersebut berisi hasil penelitian kepada pemilik perusahaan keluarga dari berbagai industri di Indonesia untuk memastikan keberlangsungan bisnis keluarga khususnya dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Buku tersebut juga sebagai guide dalam menuntun bisnis keluarga untuk mentransformasi bisnisnya. Buku dan penelitian ini didorong oleh latar belakang bahwa 95 persen perusahaan di Indonesia adalah perusahaan keluarga, memberikan 82 persen kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, dan memberikan 40 persen kontribusi terhadap kapitalisasi pasar di Indonesia.

Infrastruktur Digital

Riset Daya Qarsa lanjut Apung juga menemukan empat tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan keluarga. Salah satunya adalah banyak perusahaan keluarga mengalami penurunan bisnis secara signifikan dan kesulitan dalam bertransformasi digital.

Kondisi keuangan perusahaan di masa pandemi yang membuat pendapatan menurun tidak memungkinkan perusahaan untuk transformasi digital. Pada akhirnya, membuat perusahaan kesulitan untuk menjangkau pelanggan yang saat ini sudah ramai berselancar di saluran digital.

Begitu juga pelayanan kepada konsumen yang masih belum terdigitalisasi dan mengandalkan proses manual pun memakan biaya yang lebih besar. Selain itu, sistem kerja dan infrastruktur yang masih manual menyebabkan ketidaksiapan karyawan untuk menunjang kerja jarak jauh di masa pandemi.

Hal itu akibat pemimpin perusahaan keluarga yang kurang memiliki kesadaran akan pentingnya transformasi digital yang berdampak kepada lambatnya strategi digitalisasi perusahaan.

Pemimpin perusahaan masih kurang memiliki pemahaman dan pengetahuan mengenai infrastruktur yang dibutuhkan untuk mendukung proses operasional sehari-hari.

Tantangan lainnya yang dihadapi perusahaan keluarga adalah memastikan kesehatan fisik maupun mental karyawan, serta membenahi budaya dan cara berpikir karyawan yang masih konvensional. Lalu, tantangan dalam perencanaan dan penerapan manajemen suksesi yang belum maksimal, dan penerapan sistem tata kelola perusahaan yang profesional.

Daya Qarsa telah membantu beberapa perusahaan keluarga di Indonesia, salah satunya adalah Kalla Group yang memiliki berbagai jenis usaha (konglomerasi). Daya Qarsa dan manajemen Kalla Group bekerja sama untuk mendesain struktur organisasi perusahaan holding agar bisa lebih lean dan agile dalam menghadapi perubahan yang terjadi karena pandemi Covid-19.

"Ini adalah kolaborasi pertama kami dengan Daya Qarsa dalam mendorong transformasi bisnis dan organisasi kami. Daya Qarsa memiliki latar belakang konsultasi bisnis dan organisasi yang kuat serta pengetahuan yang mendalam untuk membantu kami memecahkan permasalahan yang ada akibat terdampak pandemi," kata Disa Novianty, Direktur People & Process Kalla Group.

Disa menjelaskan bahwa perusahaan mereka melakukan perubahan pada seluruh aspek-aspek krusial untuk dapat bertahan melewati pandemi. Mulai dari membenahi trust & value yang berhubungan dengan sikap karyawan dan kepuasan kerja, manajemen keuangan, tata kelola perusahaan, manajemen manusia, dan infrastruktur pendukung untuk menunjang kegiatan perusahaan.

Selain itu, Kalla juga mewariskan budaya kerja dan filosofi bisnis yang sudah ditanamkan para pendiri perusahaan sedari awal yang diyakini tetap jadi pedoman hingga saat ini dan terbukti tidak goyah saat melalui berbagai krisis.

Redaktur: Vitto Budi

Penulis: Vitto Budi

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.