Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Rabu, 05 Feb 2025, 17:19 WIB

Pertumbuhan Ekonomi Melambat, Ini Penyebabnya

Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menghadiri konferensi pers pertumbuhan ekonomi triwulan IV 2024 dan FY2024 di Jakarta, Rabu (5/2/2025).

Foto: ANTARA/Uyu Septiyati Liman.

JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi nasional kehilangan daya pacunya pada 2024. Pelambatan tersebut harus segera diantisipasi agar tak berlanjut ke depannya. 

Badan Pusat Statistik (BPS), Rabu (5/2), melaporkan pertumbuhan ekonomi pada 2024 mencapai 5,03 persen. Angka tersebut sedikit di bawah capaian pada 2023 sebesar 5,05 persen. 

Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menyatakan perlambatan pertumbuhan tersebut sejalan dengan prediksi International Monetary Fund (IMF) yang memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi negara berkembang diperkirakan melambat ketimbang 2023 tetapi masih lebih tinggi daripada capaian global.

Proyeksi terbaru IMF per Januari 2025 menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi negara berkembang turun menjadi 4,2 persen pada 2024 dari 4,4 persen pada 2023. Pertumbuhan ekonomi global juga diprediksi menurun ke level 3,2 persen dari sebelumnya 3,3 persen.

Tidak hanya negara-negara berkembang, sejumlah negara maju yang menjadi mitra dagang utama Indonesia juga mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Amalia menyampaikan bahwa pada triwulan IV 2024, China tumbuh menguat secara year on year, tapi melambat secara kumulatif, sedangkan Korea Selatan tumbuh melambat secara year on year, tapi menguat secara kumulatif.

Sementara Amerika Serikat dan India tumbuh melambat baik secara year on year maupun secara kumulatif.

Terkait kinerja perekonomian domestik, BPS mencatat bahwa sejumlah indikator menunjukkan pertumbuhan positif pada triwulan IV 2024.

Amalia mengatakan bahwa hal tersebut terlihat dari Prompt Manufacturing Index (PMI) Bank Indonesia yang berada pada zona ekspansi, yaitu sebesar 51,58, dengan kapasitas produksi terpakai sebesar 72,91 persen.

Ia juga menyatakan bahwa penjualan listrik tumbuh 3,63 persen year on year (yoy) dan 6,17 persen secara kumulatif didorong oleh peningkatan konsumsi listrik rumah tangga.

“Mobilitas masyarakat juga meningkat, yang mana hal ini diindikasikan oleh peningkatan jumlah penumpang untuk seluruh moda transportasi, jumlah perjalanan wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara, serta adanya momen Natal dan tahun baru yang juga mendorong peningkatan mobilitas penduduk serta aktivitas ekonomi lainnya,” jelasnya.

Amalia menuturkan bahwa kinerja positif juga terlihat pada realisasi investasi dalam negeri dan asing yang tumbuh sebesar 23,8 persen yoy dan 20,8 persen c-to-c.

Ia menyampaikan bahwa impor barang-barang modal juga menguat sebesar 9,86 persen yoy dan 6,55 persen c-to-c.

“Untuk pergerakan konsumsi masyarakat ditunjukkan oleh indeks penjualan eceran riil dan nilai impor barang konsumsi yang pada triwulan IV 2024 ini tumbuh, baik secara year on year (masing-masing 1,11 persen dan 8,31 persen) maupun secara c-to-c (masing-masing 3,01 persen dan 5,37 persen),” imbuhnya.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.