Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pelemahan Daya Beli

Permintaan Ekspor Menurun Tajam, Industri Tekstil Indonesia Kian Terancam

Foto : ANTARA/HAFIDZ MUBARAK A

Pekerja di sebuah pabrik tekstil di Jawa Tengah.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudisthira, mengatakan industri tekstil Indonesia saat ini mengalami masa paling sulit. Penyebabnya banyak faktor, di antaranya penurunan ekspor yang cukup signifikan di pasar Eropa dan Amerika Serikat.

Penurunan permintaan ekspor itu sendiri, katanya, karena konsumen mengalami pelemahan daya beli. Kemudian, tekanan biaya produksi akibat naiknya harga material bahan baku dan biaya logistik. Ini terkait dengan selisih kurs dan lockdown di Tiongkok.

"Inflasi mulai memukul pelaku usaha tekstil dan pakaian jadi," kata Bhima Yudisthira kepada Koran Jakarta, Kamis (3/11) malam, menanggapi permasalahan industri tekstil Indonesia yang sangat berat. Bahkan, ada industri tekstil yang sangat besar dan selama ini sangat eksis karena banyak ekspor, kini sudah dililit utang dan terancam bangkut.

Faktor lainnya yang membuat makin parah, kata Bhima, kenaikan suku bunga pinjaman mendorong beban bagi pelaku usaha karena sebagian industri tekstil bergantung pada kredit perbankan. Kondisi ini diperburuk lagi dengan serbuan produk impor, khususnya pakaian bekas.

Untuk pakaian jadi yang berorientasi pasar domestik, lanjutnya, menghadapi dua tantangan sekaligus. Pertama, banjir impor pakaian jadi terutama brand asing yang ekspansif. Problemnya basis produksi brand asing ada di Vietnam dan Bangladesh, bukan RI.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Redaktur Pelaksana
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top