PLN UID Sulselrabar genjot EA dukung program ketahanan pangan
General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar), Budiono saat meninjau langsung program Electrifying Agriculture di Desa Kampili, Kelurahan Parangbanoa, Kabupaten Gowa,
Foto: ANTARA/HO-Humas PLN UID SulselrabarMakassar, 21/1 - PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Sulselrabar terus menggenjot program Electrifying Agriculture (EA) untuk mendukung program ketahanan pangan yang menjadi program prioritas Pemerintah Pusat.
Melalui Program EA, PLN meningkatkan layanan untuk kebutuhan listrik petani dan peternak khususnya di Provinsi Sulawesi, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (Sulselrabar).
"Kami akan terus berinovasi dan terus memberikan pelayanan terbaik dengan sistem kelistrikan yang andal agar mampu menggerakkan roda perekonomian dan membawa kesejahteraan bagi masyarakat, khususnya melalui Program EA yang kami yakini sangat bermanfaat untuk produktifitas pertanian," kata Budiono selaku General Manager PLN UID Sulselrabar di Makassar, Selasa.
Budiono menyebut salah satu wujud dari upaya dalam mendukung program ketahanan pangan yakni PLN berkolaborasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten Jeneponto melakukan pemasangan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dengan daya 5.500 Volt Ampere (VA) dan pompa sentrifugal di Desa Balang, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.
Pemasangan SPKLU dan pompa sentrifugal ini merupakan bagian dari program EA PLN, bahwa listrik dari PLN turut hadir dalam menyukseskan program ketahanan pangan nasional serta membantu pompanisasi sawah milik petani, menghemat biaya operasional 65 persen hingga 85 persen.
Muhammad Gaptur sebagai Ketua Kelompok Tani Romanga Bertani di Desa Balang, Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan mengaku telah merasakan keuntungan program EA dari PLN.
"Banyak kemudahan kita peroleh, mulai dari proses pengairan dan biaya operasional yang jauh lebih hemat," kata dia.
Sebelumnya, Gaptur hanya mengandalkan intensitas air hujan dan pompa air dengan bergantung ke gas LPG sebagai sumber utama pengairan sawah.
"Sebelum ada listrik PLN, saya menghabiskan total 480 tabung gas LPG atau setara dengan Rp9,1 juta per panen. Alhamdulillah dengan hadirnya listrik PLN pengairan sawah juga lebih efektif dan saya hanya mengeluarkan biaya Rp3,1 per panen,” kata Gaptur.
Melalui listrik PLN, dia mampu menghemat biaya operasional hingga 65 persen per bulan. Penggunaan waktu, kata Gaptur juga semakin efisien karena tidak perlu lagi mengantri untuk membeli tabung gas LPG.
Berita Trending
- 1 Semangat Awal Tahun 2025 by IDN Times: Bersama Menuju Indonesia yang Lebih Kuat dan Berdaya Saing
- 2 Harus Kerja Keras untuk Mewujudkan, Revisi Paket UU Politik Tantangan 100 Hari Prabowo
- 3 Pemerintah Dorong Swasta untuk Bangun Pembangkit Listrik
- 4 Sah Ini Penegasannya, Proyek Strategis Nasional di PIK 2 Hanya Terkait Pengembangan Ekowisata Tropical Coastland
- 5 Ayo Perkuat EBT, Presiden Prabowo Yakin RI Tak Lagi Impor BBM pada 2030