Minggu, 01 Des 2024, 19:26 WIB

Perkembangan Teknologi Ubah Kebutuhan Industri

Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Adi Nuryanto (tengah), dalam Peluncuran Buku Tinjauan Pekerjaan Dan Keahlian Masa Depan, di Jakarta, pekan lalu.

Foto: Muhamad Marup

JAKARTA - Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Adi Nuryanto, mengatakan, perkembangan teknologi yang semakin cepat mengubah kebutuhan industri terutama terkait sumber daya manusia (SDM). Menurutnya, kecakapan teknologi digital diprediksi semakin dibutuhkan.

"Pada tahun 2024, penelitian pasar tenaga kerja menunjukkan perubahan yang signifikan, didorong oleh pengajuan teknologi seperti kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence," ujar Adi, dalam Peluncuran Buku Tinjauan Pekerjaan Dan Keahlian Masa Depan: Bagaimana Teknologi Membentuk Dunia Kerja Indonesia?, di Jakarta, pekan lalu.

Dia menjelaskan, institusi pendidikan sebagai penghasil SDM harus memperkuat kerja sama dengan dunia. Dengan demikian, keterampilan lulusan dapat selaras dengan kebutuhan pekerjaan.

"Kecakapan teknologi digital diprediksi semakin dibutuhkan. Namun, kemampuan nonteknis atau soft skill, seperti berpikir analitik dan kreatif, juga tidak kalah penting," tuturnya.

Adi mengungkapkan, pihaknya telah melakukan survei Future of Works (FoW) yang diikuti oleh 1.095 responden dari industri dari 38 provinsi. Survei dilakukan untuk mengetahui skill yang dibutuhkan dan yang akan tereliminasi dalam pasar tenaga kerja di Indonesia.

Dia melanjutkan, berdasarkan hasil survei tersebut, pemasaran dan media menjadi keterampilan yang paling penting dan dibutuhkan oleh dunia industri. Keterampilan yang tak kalah penting adalah koordinasi dan manajemen waktu serta kemampuan berbahasa asing.

"Pergeseran kebutuhan ini bukan hanya didasari dengan adanya kemajuan teknologi, melainkan juga aspek lainnya seperti ketegangan geopolitik, tekanan ekonomi dan juga pandemi Covid-19," katanya.

Adi menuturkan, hasil survei sudah ada dalam bentuk buku untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang perubahan dan kebutuhan dunia kerja. Dengan begitu, bisa mendorong adanya penyelarasan antarpihak, seperti pendidikan, pemangku kebijakan, dan tentunya dunia industri.

"Kita berharap buku ini dapat memberikan kontribusinya yang signifikan," ucapnya.

Cegah Pengangguran

Secara terpisah Wakil Menteri Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Atip Latipulhayat, memaparkan bahwa SMK juga harus mampu bersaing dalam memberikan kualitas sumber daya yang berkualitas bagi Indonesia di masa depan. Dia pun memperkenalkan kembali program Asta Cita yang berkaitan dengan dunia pendidikan.

Dia melanjutkan, asumsi SMK sebagai penyumbang angka pengangguran tidak sepenuhnya benar. Angka pengangguran yang saat ini ditemukan, terindikasi dari ketidakmampuan SDM untuk bersaing.

"Oleh karena itu, Presiden Prabowo berkomitmen melalui program Asta Cita untuk memberikan fasilitas bagi sekolah, termasuk sekolah kejuruan, agar tidak ditemukan lagi sekolah dalam kondisi yang memprihatinkan, serta mencetak lulusan berdaya saing tinggi dan dapat diterima di universitas terbaik dunia," terangnya.

Dia menegaskan akan pentingnya pendidikan karakter sebagai landasan nilai-nilai yang mampu ditanamkan kepada siswa sejak dini. Di sisi lain, pemanfaatan teknologi yang bijak dalam dunia pendidikan juga perlu dipersiapkan.

"Ini penting untuk menghadirkan meaningful learning (pembelajaran yang penuh makna), mindful learning (pembelajaran yang penuh kesadaran), dan joyful learning (pembelajaran yang menyenangkan)," jelasnya.

Redaktur: Sriyono

Penulis: Muhamad Ma'rup

Tag Terkait:

Bagikan: