Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kondisi Perekonomian I Jika Tidak Punya Industri Nasional, Mustahil Lakukan Diversifikasi

Pemimpin Bersikap "EGP" Tidak Peduli dengan Masa Depan Negara

Foto : ANTARA/ARIF FIRMANSYAH

PENYALURAN BANSOS TIDAK BISA TERUS MENERUS I Penyaluran bantuan sosial (Bansos) cadangan beras pemerintah di Kantor Pos Bogor, Jawa Barat, belum lama ini. Bansos tidak bisa dilakukan terus menerus karena tidak produktif. Lebih baik dana APBN itu digunakan untuk membangun pertanian dan memajukan sektor riil dan UMKM, yang dananya akan balik ke negara dalam bentuk pajak dan devisa bila produknya di-ekspor.

A   A   A   Pengaturan Font

Ajakan agar investor internasional masuk ke Indonesia tidak akan mengubah kondisi ekonomi nasional. Karena keuntungan yang terbesar akan diperoleh investor, jika kita tidak membangun ekonomi kita sendiri.

"Kalau investor internasional itu hengkang, teknologinya juga hilang, karena bukan milik kita. Itu milik mereka. Coba lihat di Tiongkok, banyak industri besar yang cabut karena kebijakan pemerintah, tapi Tiongkok tidak terpengaruh karena industri dasar mereka kuat. Toyota berpuluh-puluh tahun untung besar di sini, tapi yang dibangun jalan tol. Tiongkok tidak punya Google, tapi punya Baidu. Mereka tidak punya WA, tapi punya WeChat. Bagaimana dengan Indonesia, kita tidak punya sama sekali," katanya.

Jika satu negara tidak memiliki industri nasional maka mustahil untuk melakukan diversifikasi. "Kalau bikin sekrup, ya hanya sekrup. Kita tidak bisa bikin mesinnya. Indonesia mengemis ke investor, tapi tidak punya tandingannya. Menarik investor luar negeri saja tidak akan bisa memperbaiki kondisi fondasi keuangan, industri, teknologi, dan ekonomi yang sangat rapuh," tutupnya.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top