Strategi BI Mencetak Uang Bisa Memperburuk Kondisi Perekonomian
Bank Indonesia (BI)
» Independensi BI dipertanyakan karena seolah jadi kasir dari pemerintah.
» BI terlalu banyak campur tangan dalam pasar obligasi, ini bisa dianggap sebagai tanda bahwa ekonomi sedang tidak stabil.
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) kini bergabung dengan kelompok eksklusif pemegang surat utang negara terbesar setelah masuk melakukan intervensi di pasar Surat Berharga Negara (SBN) guna stabilisasi nilai tukar rupiah.
Otoritas moneter itu tercatat memiliki obligasi rupiah hingga 23 persen dari total kepemilikan pada minggu ini, melampaui kepemilikan bank-bank lokal. Menurut data pemerintah yang dikumpulkan Bloomberg, sebelum meningkatkan pembelian dalam rangka stabilisasi rupiah, kepemilikan BI pada awal 2020 masih kurang dari 5 persen.
Sebagai instrumen kebijakan di era pandemi, pembelian obligasi kini telah menjadi alat utama bagi Indonesia ketika berada dalam situasi menghadapi dominasi dollar AS tahun ini.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya