Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus
Transisi Energi I Perjanjian Paris Sulit Terwujud karena 5 Negara Masih Bangun PLTU

Pemerintah Belum Berniat Membangun EBT

Foto : ANTARA/OLHA MULALINDA

PLTS LEBIH MURAH I Petugas mengecek panel surya di Kampung Wejim Timur, Raja Ampat, Papua Barat, beberapa waktu lalu. Pemerintah harus mengembangkan EBT seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di daerah terpencil karena harga per kWh-nya jauh lebih murah dibanding Pembangkit Listrik Tenaga Diesel.

A   A   A   Pengaturan Font

"Ini terjadi akibat Jakarta dikepung PLTU, dan ke depan semakin parah karena akan mulai beroperasinya PLTU baru yang ada di sekitar Ibu Kota Jakarta (radius 100 km)," tegas Didit.

"Kita tidak ingin daerah lain mengikuti jejak Jakarta yang terkepung polusi. Karena itu, transisi energi dengan menggunakan energi baru terbarukan (EBT) sudah selayaknya segera dilakukan sesuai dengan potensi lokal yang ada. Sejauh ini, pemerintah belum serius beralih ke energi hijau dalam rangka mengurangi emisi karbon," kata Didit.

Daerah 3T

Sementara itu, Peneliti Energi Alpha Research Database Indonesia, Ferdy Hasiman, mengatakan pemerintah harus serius melakukan transisi energi terutama di daerah tertinggal, terluar, dan terdepan (3T) dengan energi baru terbarukan (EBT). Sebab, biayanya dinilai lebih efisien dibanding dengan energi fosil. Apalagi sumbernya sangat banyak, seperti hidro dan tenaga surya karena letak Indonesia yang berada di khatulistiwa.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top