
Peluang Hijau! Indonesia Bisa Jadi Pusat Penyimpanan Karbon Global
Wakil Menteri PPN/ Wakil Kepala Bappenas Febrian Alphyanto Ruddyard (tengah) bertemu perwakilan EU-ASEAN Sustainable Connectivity Package Investment Facility di Jakarta, Senin (10/3/2025).
Foto: ANTARA/HO-BappenasJAKARTA – Jasa penyimpanan karbon adalah layanan yang bertujuan untuk menangkap, menyimpan, dan mengelola karbon dioksida (CO?) guna mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendukung upaya mitigasi perubahan iklim.
Di Indonesia, peluang jasa penyimpanan karbon semakin berkembang, terutama dengan potensi besar pada hutan tropis dan proyek penyimpanan bawah tanah seperti di sumur minyak dan gas yang sudah tidak aktif.
Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Wakil Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Febrian Alphyanto Ruddyard menyatakan, Indonesia memiliki peluang memasarkan jasa penyimpanan karbon.
“Indonesia memiliki peluang dalam hal kapasitas penyimpanan karbon dengan biaya yang kompetitif, sehingga berpeluang besar memasarkan jasa penyimpanan karbon ke luar negeri dan menjadikannya sebagai sektor strategis,” katanya saat bertemu dengan perwakilan EU-ASEAN Sustainable Connectivity Package Investment Facility (EU SCOPE IF), dikutip dari keterangan resmi, Jakarta, Rabu (12/3).
Demi mencapai ini, maka diperlukan pembangunan ekosistem kuat, termasuk regulasi yang menarik bagi swasta agar mau berinvestasi dalam teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) dalam rangka mempercepat transisi energi dan mendukung target Net Zero Emission (NZE).
Kerja sama dengan Uni Eropa (UE) disebut dapat memperkuat regulasi nasional agar lebih menarik bagi swasta untuk berinvestasi dalam CCS.
Selama 20 tahun ke depan, Indonesia berkomitmen menerapkan pembangunan rendah karbon. Salah satu komponen utama dalam upaya pengurangan emisi adalah percepatan transisi energi.
Menurut Deputi Bidang Pangan, Sumber Daya Alam (SDM), dan Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas Leonardo A. A. Teguh Sambodo, kemajuan teknologi memungkinkan pemanfaatan karbon dari sektor minyak dan gas yang sebelumnya terakumulasi.
“Untuk Net Zero Emission, dalam lima tahun pertama, implementasi CCS atau CCUS (Carbon Capture, Utilization, and Storage) serta pembatasan pembangunan pembangkit listrik tenaga batu bara menjadi agenda utama,” ujar Leonardo???????.
Perwakilan EU SCOPE IF Pedro Pimentel menegaskan bahwa UE siap mendukung Indonesia untuk memperoleh data dan pengalaman terbaik terkait implementasi CCS. UE dinyatakan telah mendukung berbagai proyek inovatif di sektor ini dan memiliki referensi nyata sebagai acuan bagi Indonesia.
- Baca Juga: OJK awasi ketat penyelesaian gagal bayar KoinP2P
- Baca Juga: Operasi Pasar Murah Ramadan
“UE juga menawarkan capacity building, kunjungan lapangan, serta pengembangan model kerja sama lintas negara untuk memastikan keberlanjutan dan kelayakan investasi CCS,” ungkap Pedro.
Berita Trending
- 1 Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte Ditangkap Interpol
- 2 Didakwa Lakukan Kejahatan Kemanusiaan, Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte Ditangkap
- 3 Peran TPAKD Sangat Penting, Solusi Inklusi Keuangan yang Merata di Daerah
- 4 Luar Biasa, Perusahaan Otomotif Vietnam, VinFast, Akan Bangun Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum hingga 100.000 Titik di Indonesia
- 5 Satu Peta Hutan, Menjaga Ekonomi Sawit dan Melestarikan Hutan
Berita Terkini
-
Dua Narapidana Terorisme di LP Tulungagung-Jatim Ikrar Setia pada NKRI
-
Terkait Pengelolaan GBT, Persebaya Tunggu Keputusan Pemkot Surabaya
-
Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan Membantah Telah Menyita Ikan Asin di Toko Mama Khas Banjar
-
Sambut Mudik, Kemenhub Sediakan 48.867 Tiket Gratis Kapal Laut
-
PLN-Pindad Mengembangkan Pembangkit Listrik Bersih untuk Wilayah 3T