Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pangan, Infrastruktur dan Manusia

Foto : ISTIMEWA

Sigit Supadmo Arif - Guru Besar Teknik dan Manajemen Irigasi Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogjakarta

A   A   A   Pengaturan Font

Apa ada apa gerangan persoalan pangan di negeri yang subur dan kaya ini sehingga harus menghabiskan devisa negara sangat besar untuk menjaga ketahanan pangan bagi penduduknya yang mayoritas adalah keluarga petani.

Berdasarkan data BPS, impor beras Indonesia sebanyak 114,45 ribu ton senilai 51,76 juta dollar AS pada periode September-Desember 2021. Nilai tersebut meningkat 24,4 persen dibanding triwulan sebelumnya hanya 92 ribu ton dengan nilai 40,38 juta dollar AS. Tetapi sejak 2019 impor beras biasa telah ditutup kecuali impor beras premium.

BPS mencatat produksi padi Indonesia mencapai 54,42 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) pada 2021. Jika dikonversi menjadi beras, total produksi GKG tersebut kira-kira setara dengan 31,36 juta ton beras. Angka ini menyusut 0,45 persen dari produksi tahun sebelumnya yang seberat 31,5 juta ton.

Apabila saat ini diketahui bahwa konsumsi beras masyarakat Indonesia per kapita berkisar 109 kg per tahun ( Lokadata.id, 2015) dan jumlah penduduk total sebanyak 270 juta orang maka kebutuhan beras 29,4 juta ton. Dengan demikian masih terdapat selisih sekitar 1,9 juta ton beras. Angka lain menyebutkan dari BPS menyebutkan bahwa konsumsi beras pada rumah tangga di tahun 2019 adalah 20,685 jutaton, atau sekitar 77,5 kg per kapita per tahun. Jadi dari tahun 2015 ke tahun 2019 sudah ada penurunan sekitar 32 kg per kapita per tahun.

Angka tersebut masih sangat rawan sebagai persediaan pangan sebuah negara sehingga pemerintah juga masih impor beras untuk cadangan untuk menghadapi terjadinya kerawanan pangan. Seperti diketahui bahwa kerawanan pangan dapat disebabkan oleh beberapa hal misalnya kejadian perubahan iklim, bencana baik kekeringan, banjir, gagal panen akibat hama, dan penyakit tanaman atau bencana alam lainnya. Bahkan pada akhir 2022 ini, masyarakat petani juga dikejutkan oleh rencana pemerintah mengimpor beras sebesar 200.000 ton. Berita tersebut juga menjadikan sangat ironi setelah Presiden Jokowi baru saja diberi penghargaan dari Lembaga Riset Padi Internasional (IRRI) yang bermarkas di Los Banos, Filipina.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : M. Selamet Susanto
Penulis : M. Selamet Susanto

Komentar

Komentar
()

Top