Pangan, Infrastruktur dan Manusia
Sigit Supadmo Arif - Guru Besar Teknik dan Manajemen Irigasi Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogjakarta
Bahkan Pemerintah Orde Baru memutuskan untuk membangun sebuah pabrik penggilingan gandum di bawah satu monopoli perusahaan swasta. Keputusan ini nantinya akan menjadi tonggak sejarah yang berakibat pada perubahan menu pangan dan budaya kulineari masyarakat hampir di semua lapisan masyarakat. Selain itu dan juga meminggirkan menu kulineari masyarakat berbasis makanan lokal dengan singkong dan umbi umbian.
Makanan Tradisional Dihilangkan Secara Budaya dan Sistematis oleh Negara Sendiri
Di aras menengah ke atas menu karbohidrat berubah dari beras ke roti (gandum) sedangkan di aras masyarakat ekonomi bawah mulai meninggalkan menu beras atau tepung-tepungan lain sebagai menu makanan tradisional ke mie instan. Sebenarnya makanan tradisional yang masih tersisia sangat sesuai dengan adat istiadat masyarakat serta lingkungan fisiknya dan tumbuh secara optimal. Tetapi justru dihilangkan secara budaya dan sistematis oleh negara sendiri.
Peningkatan Produksi Pangan Gagal Tercapai Jika Abai pada Unsur Manusianya
Peningkatan potensi produk pangan sangat tergantung pada beberapa faktor yaitu : (i) daya potensi ketersediaan tanah dan air sebagai bagian dari sumberdaya alam yang tersedia, (ii) teknologi infrastruktur yang dipakai saat ini dan kemungkinan perkembangannya, (iii) tata kelola sistem, (iv) institusi yang terlibat, (v) manusia pelaku, serta perubahan lingkungan sistem yang terjadi baik lingkungan strategis maupun lingkungan ekologis , kedua lingkungan sistem tersebut berkembang secara cepat dan dinamis.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : M. Selamet Susanto
Komentar
()Muat lainnya