Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Seruan Bank Dunia I Penundaan Utang Dibutuhkan untuk Membantu Negara Termiskin

Pandemi Dapat Memicu Krisis Utang

Foto : Sumber: Kemenkeu – Litbang KJ/and
A   A   A   Pengaturan Font

Malpass juga memperingatkan bahwa pandemi dapat memicu krisis utang lain karena beberapa negara berkembang telah memasuki spiral pertumbuhan yang lebih lemah dan masalah keuangan. "Defisit anggaran yang sangat besar dan pembayaran utang membebani negara-negara ini. Apalagi, bank-bank di sana kesulitan karena kredit macet," tukas Malpass.

Kondisi yang disampaikan Malpass itu sangat mirip dengan kondisi perekonomian Indonesia saat ini, di mana defisit anggaran sangat besar yaitu diperkirakan mencapai 1.039,2 triliun atau 6,34 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Sedangkan pembayaran bunga utang tahun ini diproyeksikan sebesar 338,8 triliun rupiah. Begitu juga ratusan triliun kredit yang berpotensi macet, namun direlaksasi dengan restrukturisasi.

Potensi Gagal Bayar

Menanggapi seruan Bank Dunia yang mirip dengan kondisi ekonomi Indonesia saat ini, Direktur Eksekutif Center Budget Analysis, Uchock Sky Khadafi mengatakan momentum tersebut seharusnya dimanfaatkan pemerintah untuk meminta potongan utang dan moratorium, ketimbang menarik dan menambah utang baru.

"Semua negara mengalami hal yang sama sulit mencari pembiayaan, jadi tidak perlu sungkan memanfaatkan penawaran tersebut. Potongan utang dan moratorium ada koridornya dan dimungkinkan karena tuntutan kondisi , bukan sesuatu yang tabuh," kata Uchock.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, Djati Waluyo

Komentar

Komentar
()

Top