Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Seruan Bank Dunia I Penundaan Utang Dibutuhkan untuk Membantu Negara Termiskin

Pandemi Dapat Memicu Krisis Utang

Foto : Sumber: Kemenkeu – Litbang KJ/and
A   A   A   Pengaturan Font

"Adalah penting bahwa jumlah utang dikurangi dengan restrukturisasi," tambah Malpass seperti dikutip dari Reuters pada Minggu (4/10).

Malpass mengatakan langkah memberikan keringanan sudah pernah dilakukan dalam krisis keuangan sebelumnya di Amerika Latin yang disebut inisiatif Heavily Indebted Poor Country (HIPC). Skema tersebut diprakarsai oleh Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) pada 1996 setelah dilobi oleh sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan badan lain.

Inisiatif itu memberikan keringanan utang dan pinjaman berbunga rendah untuk membatalkan atau mengurangi pembayaran utang luar negeri ke tingkat yang berkelanjutan, sehingga mereka dapat membayar kembali utang tepat waktu di masa depan.

Pada bulan lalu, lanjut Malpass, negara-negara kaya mendukung perpanjangan dari Inisiatif Penangguhan Layanan Utang atau Debt Service Suspension Initiative (DSSI) dari negara-negara G20 yang disetujui pada April. Layanan itu dimaksudkan untuk membantu negara-negara berkembang bertahan dari pandemi Covid-19. Dari inisiatif tersebut, sebanyak 43 dari 73 negara yang memenuhi syarat berpotensi mendapat penangguhan pembayaran sekitar lima miliar dollar AS.

Dia juga menyerukan agar bank swasta dan perusahaan pengelola investasi untuk ikut terlibat karena pandemi yang berlangsung saat ini dapat mendorong 100 juta orang ke dalam kemiskinan ekstrem. "Para investor ini tidak melakukan cukup banyak dan saya kecewa dengan mereka. Juga, beberapa pemberi pinjaman besar seperti Tiongkok tidak cukup terlibat. Oleh karena itu, dampak dari langkah-langkah bantuan kurang terasa dari yang seharusnya," katanya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, Djati Waluyo

Komentar

Komentar
()

Top