Pakar Sebut Gelombang Panas Picu Migrain Berulang
Seseorang perempuan melindungi diri dari sinar matahari menggunakan payung di Domino Park, Brooklyn, New York, saat gelombang panas melanda AS, beberapa waktu lalu.
NEW YORK - Ketika gelombang panas menjadi lebih kerap terjadi dan berlangsung lebih lama akibat perubahan iklim, diperkirakan 39 juta orang Amerika Serikat (AS) saat ini menderita migrain atau sakit kepala sebelah, demikian menurut American Migraine Foundation.
Kepala Divisi Sakit Kepala di Brigham and Women's Hospital, Elizabeth Loder, mengatakan separuh dari para penderita migrain itu mengatakan cuaca menjadi salah satu pemicu sakit kepala mereka.
"Panas dapat menjadi faktor utama, kata para ahli, meskipun timbulnya sakit kepala acap kali merupakan kombinasi dari faktor-faktor lingkungan yang memperburuk," lansir The Washington Post mengenai temuan ini pada Rabu (10/7).
Seperti dikutip dari Antara, suhu tinggi sering kali disertai dengan perubahan tekanan barometrik, paparan sinar matahari langsung, serta kelembapan. Perubahan-perubahan lingkungan ini dapat memicu sakit kepala pada penderita migrain.
"Otak migrain tidak menyukai variabilitas. Otak migrain ingin Anda tidur pada jam yang sama, makan makanan yang sama. Jadi, perubahan suhu dan cuaca yang drastis tidak cocok untuk migrain," kata Jessica Ailani, seorang ahli saraf sekaligus Direktur Pusat Sakit Kepala di MedStar Georgetown.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya