Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Negara-negara Miskin Menyerukan Reformasi Utang Mendesak atas Krisis Iklim

Foto : Istimewa

Korban banjir yang diselamatkan duduk di perahu, menyusul hujan dan banjir selama musim hujan di desa Arazi, di Pakistan, pada 11 September 2022.

A   A   A   Pengaturan Font

Kelompok V20 mengatakan, kombinasi dari biaya pembayaran utang yang tinggi dan perubahan iklim merupakan risiko sistemik bagi ekonomi yang rentan terhadap iklim. Hal ini dapat memicu lingkaran setan yang menekan pendapatan dan nilai tukar, sekaligus meningkatkan inflasi dan biaya modal, termasuk bagi investasi untuk merespon guncangan iklim itu sendiri.

"Perubahan iklim telah menghilangkan seperlima dari kekayaan kita, dengan kata lain, ekonomi V20 akan menjadi 20 persen lebih kaya hari ini jika kita tidak menderita kerugian harian dan kerusakan iklim. Secara agregat dolar, ini adalah setengah triliun kerugian," kata mantan presiden Maladewa,Mohamed Nasheed.

Negara-negara V20 juga termasuk Bangladesh, Kamboja, Nepal, Filipina, dan Vietnam, serta negara-negara di Afrika, Karibia, dan Pasifik.

Dalam sebuah wawancara dengan The New York Times, Nasheed mengatakan, negara-negara miskin menghadapi tugas Sisyphean. Mereka meminjam uang untuk menangkal naiknya laut dan badai, hanya untuk melihat bencana yang diperburuk oleh perubahan iklim menghancurkan perbaikan yang mereka buat.

"Jika utang negara-negara dikurangi hingga 30 persen dan uang itu diinvestasikan dalam proyek-proyek seperti memperbaiki sistem air atau melestarikan hutan bakau yang melindungi garis pantai dari badai, itu akan berdampak besar," kata Nasheed.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top