Menggugah Spirit Kepahlawanan Lewat Film Lafran
Peluncuran pertama kali Film "Lafran" di CGV FX Sudirman Jakarta.
Foto: ANTARA/Agus SetiawanOleh: Agus Setiawan
Jakarta - Pada masa era Orde Baru, sosialisasi film tema-tema kepahlawanan dilakukan dengan nonton bersama warga. Awalnya pertunjukan dilakukan melalui layar tancap di sebuah lapangan kemudian bergeser ke televisi. Itu seperti pemutaran Film G-30-S PKI yang diputar setiap tanggal 30 September.
Zaman kemudian berganti seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada era digital sekarang ini, menayangkan sebuah film hanya di gedung bioskop tidak cukup, namun mesti beradaptasi dengan perkembangan platform apalagi kalau mau menyasar segmentasi anak-anak muda atau Gen Z.
Anak-anak muda sekarang adalah "penduduk asli" jagat digital atau digital native. Begitu lahir mereka sudah berhadapan dengan telepon pintar atau smartphone. Mereka tidak mengenal lagi layar tancap. Oleh karena itu pula untuk membangkitkan nasionalisme melalui film perjuangan, mesti beradaptasi dengan kebiasaan-kebiasaan mereka saat ini.
Presidium Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MN KAHMI) secara resmi meluncurkan pemutaran Film Lafran melalui platform digital MaxStream Telkomsel memanfaatkan momentum Hari Pahlawan 10 November 2024 ini.
Siapakah Lafran? Ia adalah seorang profesor yang dikenal sebagai pendiri organisasi ekstrakampus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang telah ditetapkan sebagai pahlawan oleh Pemerintah pada tahun 2017 berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 115/TK/Tahun 2017 tanggal 6 November 2017 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional.
Organisasi ini dikenal mencetak tokoh-tokoh bangsa. Dalam Kabinet Merah Putih, misalnya, tercatat sejumlah alumnus HMI seperti Menteri Hukum, Supratman Andi Agtas, Menteri Eenergi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia, dan Wakil Menteri Transmigrasi, Viva Yoga Mauladi, serta masih banyak lagi.
Lafran Pane nama lengkapnya. Ia bukan sosok biasa karena dia juga merupakan adik dari sastrawan pejuang, Sanusi dan Armijn Pane. Sanusi dan Armijn Pane menjadi inspirasi perjuangan Lafran kecil sebelum ia pindah ke Jakarta, selanjutnya pindah ke Yogyakarta.
Penayangan film pahlawan nasional asal Padang Sidempuan, Ibu Kota Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, melalui platform over-the-top (OTT) ini secara resmi dilakukan di CGV FX Sudirman oleh Presidium MN KAHMI, Ahmad Doly Kurnia, Selasa (5/11/2024).
MaxStream adalah layanan streaming video OTT yang diluncurkan pada tahun 2018 oleh Telkomsel. Layanan ini menayangkan beragam konten dalam bentuk video sesuai permintaan, siaran langsung, dan serial televisi.
Penayangan Film Lafran Pane melalui platform OTT layak diapresiasi karena memang sudah eranya melakukan diseminasi konten melalui sejumlah platform, termasuk platform OTT dan platform sosial media.
Makroen Sanjaya dalam buku Sistem Pertelevisian Indonesia: Perspektif Historis, Bisnis, Budaya dan Teknologi memaparkan data beberapa pemain yang semula merajai layar televisi sebagai produsen sinetron dan layar lebar bioskop, seperti MD Pictures dan Tripar Multivision, juga turut meramaikan bisnis OTT.
Turut pula sejumlah pemain OTT berbasis televisi, seperti Mola TV, We TV, Vidio, dan lainnya, ikut menambang pelanggan OTT yang gurih dan renyah tersebut.
Berdasarkan survei pada 2021 yang dilakukan The Trade Desk and Kantar sebagaimana disampaikan oleh Randi Erlika pada tulisan Tren Konsumen OTT di Indonesia pada dailysocial menyebutkan, satu dari tiga orang Indonesia menonton konten OTT. Jumlah pelanggan OTT mencapai 83 juta konsumen, dengan durasi menonton sekitar 3,5 miliar jam per bulan atau rata-Tata 41,4 jam per orang per bulan.
Sebelumnya, Film Lafran Pane sudah tayang di berbagai kota besar seperti Jakarta, Lampung, Padang, Medan, dan Semarang. Pertunjukan khusus film khusus ini meraih lebih kurang 10 ribu penonton. Pertunjukan Lafran di lima kota tersebut dipenuhi kader HMI, para tokoh, dan simpatisan.
Produser Eksekutif Film Lafran, Arief Rosyid, sebelumnya menargetkan pemutaran Film Lafran Pane di 35 kota di Indonesia dengan target satu juta penonton.
Tentang Film Lafran adalah sebuah film drama biopik Indonesia tahun 2024 yang disutradarai oleh Faozan Rizal. Film tersebut berkisah tentang kisah hidup Pahlawan Nasional Indonesia Lafran Pane.
Film ini menampilkan sejumlah aktor kenamaan seperti Rangga Nattra, Dimas Anggara, Ariyo Wahab, Mathias Muchus, Alfie Alfandi, Ratna Riantiarno, Tanta Ginting, Farandika Adzwa Aurell, dan Lala Karmela. Film tersebut dirilis pada 20 Juni 2024
Pemikiran tentang organisasi mahasiswa yang independen, tidak terafiliasi pada partai politik, hingga kesadaran akan pentingnya keumatan sekaligus keindonesiaan, membentuk garis perjuangannya bersama teman-temannya menjadi warna film tersebut.
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang berdiri pada 5 Februari 1947, pada akhirnya menjadi organisasi ekstrakampus terbesar hingga saat ini. Termasuk dalam melahirkan tokoh-tokoh pemimpin Indonesia masa kini.
Politikus Ahmad Doli Kurnia mengharapkan film biografi seperti Lafran ini bisa menginspirasi anak-anak milenial saat ini.
"Ucapan Pak Lafran bahwa saya lillahi ta’ala untuk Indonesia itu semacam semangat dalam memperjuangkan sesuatu dengan cara tidak instan. Semangat ini yang ingin kami bagikan untuk penonton Film Lafran," jelas Ahmad Doli Kurnia.
Film biografi seperti Lafran ini harus dibuat dan harus ada untuk membuka ruang-ruang kesadaran, menginspirasi, dan memotivasi anak-anak muda masa kini.
Lafran Pane wafat pada tanggal 25 Januari 1991. Ia dimakamkan satu kompleks dengan pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan di Karangkajen, Timuran Gang Merdeka, Brontokusuman, Kecamatan Mergangsan, Kota Yogyakarta.
Berita Trending
- 1 Electricity Connect 2024, Momentum Kemandirian dan Ketahanan Energi Nasional
- 2 Kampanye Akbar Pramono-Rano Bakal Diramaikan Para Mantan Gubernur DKI
- 3 Tim Putra LavAni Kembali Tembus Grand Final Usai Bungkam Indomaret
- 4 Desk Pilkada Banyak Terima Aduan dari Yogyakarta dan NTT
- 5 Sekjen PBB Desak G20 Selamatkan Perundingan Iklim yang Macet