Mengetahui Lebih Dalam Fenomena FOMO Yang Berkembang di Masyarakat, Begini Kata Para Ahli Soal Dampak Buruk dan Cara Mengatasinya
Selalu ikut-ikutan mengunggah segala hal mulai dari makanan yang sedang dimakan, hingga fesyen Outfit of The Day atau OOTD di media sosial, padahal apa yang dibeli, kenakan, dan dikonsumsi belum tentu sesuatu yang disukai dan belum terlalu dibutuhkan. Atau selalu memiliki ketakutan akan ketinggalan informasi yang sedang populer (trending) saat ini? Jika Anda melakukannya karena takut dianggap kuno dan ketinggalan zaman, mungkin Anda sedang mengalami FOMO.
Akhir-akhir ini banyak anak-anak muda marak membicarakan istilah FOMO di media sosial. FOMO sendiri merupakan sebuah akronim dari Fear of Missing Out. Dikutip dari Merriam - Webster Dictionary, FOMO adalah kondisi ketika manusia merasa takut tidak terlibat dalam suatu aktivitas menyenangkan yang dialami oleh orang lain. Menurut penelitian terbaru, anak-anak usia muda lebih rentan terbawa budaya FOMO.
Fenomena FOMO bukanlah sebuah fenomena baru. Menurut hasil penelitian, sekiranya FOMO telah ada sejak tahun 2013 yaitu, berdasarkan paper internasional yang berjudul "Motivational, Emotional, And Behavioral Correlates of Fear Missing Out", FOMO merupakan sebuah fenomena dimana manusia merasa khawatir jika orang lain mendapat sesuatu yang diri kita tidak miliki. Seiring berjalannya waktu, melalui transformasi digital, FOMO juga ikut berkembang.
Perbedaan antara fenomena FOMO di era sebelumnya dengan zaman sekarang ini adalah terkait media yang dipakai sebagai pemicu munculnya FOMO. Zaman dahulu orang-orang yang dapat terpicu mengalami kondisi FOMO adalah orang-orang yang gemar membaca koran, artikel di majalah, iklan di radio, bahkan kebaruan dari apa yang dimiliki oleh tetangga sebelah rumah. Saat ini, masyarakat yang mengalami kehadiran FOMO kemungkinan besar karena kecanduan bermain sosial media.
FOMO Itu Baik Atau Buruk?
Halaman Selanjutnya....
Editor : Fiter Bagus
Komentar
()Muat lainnya