Mengenang Peristiwa Heroik melalui Stilasi
Saat itu usianya baru 19 tahun. Pada malam 23 Maret 1946, bersama tiga kawan yang kebetulan sedang berjaga di Stasiun Bandung, ia mendapat perintah untuk meninggalkan lokasi. Tapi harus membumihanguskan semua yang dilewati, dibakar.
Stasiun Bandung malam itu sangat sepi. Ia berjaga-jaga dengan hanya mengandalkan dua buah granat dan empat bom molotov. Tidak kebagian pistol atau sejata api lainnya. Dengan logistik senjata yang seadanya, mereka wajib mengamankan stasiun dari serangan Belanda dan sekutu.
Sebab, malam tersebut seluruh negeri mendapatkan ultimatum dari pasukan Belanda untuk segera meninggalkan pos penjagaan karena mereka akan datang dengan pasukan lengkap.
"Ada ultimatum dari Belanda, katanya tentara yang di utara harus pindah ke selatan. Batasnya itu rel kereta api, itu batas kekuasaan," jelasnya menerawang kejadian saat itu.
Komentar
()Muat lainnya