Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Bandung Lautan Api 1946

Mengenang Peristiwa Heroik melalui Stilasi

Foto : foto-foto: koran jakarta /teguh rahardjo
A   A   A   Pengaturan Font

Menjelang tengah malam, ada suara dentuman yang sangat dahsyat. Langit bagian utara tampak memerah. Ia dan kawan-kawannya masih tetap berjaga, sebab tidak ada perintah yang jelas dari atasan. Semua alat komunikasi rusak. Dengan perasaan campur aduk, mereka pun mencoba mencari tahu apa yang terjadi, dengan keluar pos penjagaan.

Ia melihat ada beberapa pasukan Belanda mendekat. Dilemparnyalah granat yang dimiliki. Namun ternyata tidak meledak.

Ia lantas melemparkan bom molotov yang tersisa ke sejumlah bangunan pertokoan dan rumah meski ada perasaan ragu, karena bangunan itu milik pribumi. Setelah semuanya terbakar, pasukan kemudian berkumpul di Tegalega. Setelah mendapatkan komando, mereka lalu bergegas dengan tugasnya masing-masing. Idi Djuhana membantu para pengungsi di berbagai pos.

Tak hanya di peristiwa BLA, Idi juga ditugaskan dalam misi-misi lainnya, seperti pemberantasan PKI, dan DI/TII. Ia sempat dibawa ke Blora untuk ikut berjuang bersama pasukan di Jawa Timur.

"Saat kami mendapat panggilan untuk kembali ke satuan masing-masing, kami pulang ke Bandung dengan berjalan kaki. Hanya dibekali beras satu liter dan garam satu gandu," pungkasnya. Mereka menempuh perjalanan selama 41 hari. tgh/R-1

Komentar

Komentar
()

Top