Rabu, 05 Feb 2025, 16:20 WIB

Menekraf dukung Jakarta jadi Kota Sinema menyongsong usia 5 abad

Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Menekraf/Kabekraf) Teuku Riefky Harsya pada acara Malam Insan Film bertajuk "Menuju Jakarta Kota Global Kota Sinema" yang digelar Pemprov DKJ bersama Festival Film Tempo di Balai Agung, Jakarta.

Foto: ANTARA/HO-Kementerian Ekonomi Kreatif

Jakarta -- Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Menekraf/Kabekraf) Teuku Riefky Harsya mendukung Jakarta menjadi Kota Sinema dalam rangka menyongsong 5 abad kota Jakarta.

Riefky mengatakan saat ini Kementerian Ekonomi Kreatif siap berkolaborasi untuk mengaktivasi kota Jakarta sebagai kota Ekonomi Kreatif khususnya berbasis Sinema, dengan melakukan berbagai kegiatan Ekraf mulai dari tahun 2025 hingga tahun 2027 dalam rangka menyongsong 5 abad Jakarta yang di antaranya dengan kegiatan untuk mendukung status Jakarta menjadi Kota Global Kota Sinema.

"Ekonomi kreatif khususnya industri film telah menjadi salah satu pilar utama dalam membangun identitas budaya, menciptakan lapangan kerja berkualitas, dan meningkatkan daya saing bangsa tingkat global,” kata Menekraf Riefky melalui keterangan pers yang diterima, Rabu.

Riefky juga menyampaikan ekosistem industri film perlu diperkuat dengan mempermudah akses pembiayaan, memperluas akses pasar, mempermudah perizinan produksi, dan meningkatkan kualitas SDM serta kualitas produksi maupun distribusi film ke pasar global.???????

Menekraf Riefky menegaskan industri film bukan hanya sekadar hiburan tetapi juga bagian dari diplomasi internasional yang dapat memperkenalkan produk ekonomi kreatif Indonesia ke dunia. Perlindungan terhadap hak kekayaan intelektual seperti karya film menjadi tantangan dalam mewujudkan ekonomi kreatif sebagai mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional.

Pada acara Malam Insan Film bertajuk "Menuju Jakarta Kota Global Kota Sinema" yang digelar Pemprov DKJ bersama Festival Film Tempo di Balai Agung, Balai Kota Jakarta, CEO Tempo Media Group Arif Zulkifli mengatakan Kota Sinema menjadi penting karena dari sinema tersebut kebudayaan bisa kita ukur.

"Ada sekitar 50 film yang berlatar belakang Jakarta dengan kekayaan sinema yang penuh dinamika. Maka, ini jadi pemantik supaya Jakarta jadi Kota Sinema yang istimewa. Mudah-mudahan ini sebagai bentuk ikhtiar bersama agar kita tak mengumpat gelap tapi justru menyalakan lilin," kata Arif.???????

Kemenekraf mengapresiasi Pemprov DKJ dan Tempo Group yang telah menginisiasi Kegiatan Malam Insan Film sebagai upaya untuk terus mendukung ekosistem film nasional sehingga memiliki tekad Jakarta menjadi Kota Sinema dalam menyongsong 5 abad Jakarta.

Perfilman bukan hanya tentang seni tetapi juga menjadi pilar penting bagi ekonomi kreatif sehingga insan perfilman bisa menggambarkan kehidupan dan dinamika pengembangan kota Jakarta.

Hadir pula dalam acara tersebut, Penjabat Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi, Gubernur DKI Jakarta periode 1997-2007 Sutiyoso, Pj Gubernur DKI Jakarta periode 2016-2017 Soni Sumarsono, Wakil Gubernur Jakarta Terpilih periode 2025-2030 Rano Karno, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Daerah Khusus Jakarta Andika Permata, Ketua Festival Film Indonesia Ario Bayu, aktor senior Slamet Rahardjo serta beberapa perwakilan insan perfilman Indonesia.

“Ekosistem perfilman perlu terus diperbaiki. Shooting di Belanda lebih murah dari di Jakarta, shooting di stasiun kereta Belanda, bayar 2000 Euro masih kembali dari cash rebate. Shooting di Changi Airport, lebih murah dari di Soekarno Hatta. Ini harus diperbaiki. Saya senang Menekraf tadi bilang sudah menggandeng Bappeda. Berarti ini punya peluang besar untuk segera diperbaiki” ujar Rano Karno.

Redaktur: -

Penulis: Antara, Sujar

Tag Terkait:

Bagikan: