Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Kamis, 13 Mar 2025, 19:45 WIB

Kemdiktisaintek Luncurkan Hibah Penelitian Transisi Energi Indonesia-Australia

Konferensi pers peluncuran hibah penelitian transisi energi Kemendiktisaintek-Koneksi, di Jakarta, Rabu (12/3).

Foto: Muhamad Marup
JAKARTA - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) meluncurkan hibah penelitian transisi energi. Kolaborasi ini berkolaborasi dengan Pemerintah Australia melalui Platform Kemitraan Pengetahuan Australia-Indonesia (KONEKSI) dan melibatkan juga Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan, Kemendiktisaintek, Fauzan Adziman, memaparkan pendanaan program hibah penelitian ini menggunakan sistem co-funding dengan masing-masing negara menginvestasikan 20 miliar rupiah. Adapun proposal yang lolos nantinya berjumlah 10 proposal.
“Kami akan mendanai dari hulu ke hilir dari penelitian awal hingga implementasi ke sistem, termasuk rekomendasi kebijakan,” jelas Fauzan, dalam konferensi pers, di Jakarta, Rabu (13/2).
Merespons terkait isu keterlibatan kampus dalam izin pengelolaan tambang beberapa waktu lalu, Fauzan mengatakan program pendanaan ini masih menerima proposal riset tentang sumber energi fosil seperti tambang. Menurutnya hal tersebut penting untuk mendorong transisi energi baru terbarukan.
“Proposal riset soal tambang masih kami terima karena dalam transisi energi itu ada proses dari awal ke perubahannya. Jadi ini penting untuk mendorong transisi energi,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Menteri Pendidikan, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Fauzan, mengatakan, program ini merupakan salah satu bentuk perwujudan dalam mendukung Asta Cita, yakni memperkuat peran perguruan tinggi. Kegiatan ini dapat membuka peluang baru untuk para peneliti Indonesia untuk berkolaborasi dan mengakses sumber daya dengan lebih maksimal.
Dia menjelaskan, kolaborasi riset akan lebih berfokus pada teknologi dan mendorong partisipasi kampus di Indonesia untuk menjadi bagian dari riset konsorsium, khususnya Indonesia Timur. Hal ini karena program tersebut juga memastikan pengembangan energi transisi yang berkelanjutan akan menyasar daerah yang membutuhkan.
“Inilah bukti nyata bahwa kolaborasi sangat diperlukan. Tanpa kolaborasi, kita tidak akan mencapai satu titik yang kita harapkan,” tuturnya.
Kuasa Usaha Australia untuk Indonesia, Gita Kamath menyatakan bahwa setelah 75 tahun bermitra, Pemerintah Australia dan Indonesia berkontribusi hibah bersama untuk pertama kalinya. Kerja sama ini mendorong kolaborasi perorangan maupun di tingkat institusi.
“Melalui skema joint call ini, pemerintah Australia dan Indonesia berkomitmen untuk mendorong riset-riset yang berfokus pada pembangunan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Kita memastikan tidak ada seorangpun yang tertinggal,” katanya.
Direktur Fasilitasi Riset LPDP, Ayom Widipaminto, memastikan LPDP sebagai pihak penyedia dana dari Indonesia akan menjaga tata kelola dan mitigasi risiko untuk program ini. Hal ini untuk menjaga apa yang dibangun bersama menjadi sesuatu yang benar-benar berdampak.
“LPDP berkomitmen untuk bisa menjadi katalis atau enabler untuk penguatan ekosistem riset dan inovasi di Indonesia, khususnya di bidang transisi energi,” ucapnya.
Sebagai informasi, program ini juga dilakukan dalam rangka akselerasi pembangunan di Indonesia. Untuk informasi lebih lanjut mengenai program pendanaan dan proses pendaftaran ini bisa mengunjungi bit.ly/KemdiktisaintekKONEKSI

Redaktur: Sriyono

Penulis: Muhamad Ma'rup

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.