Memuliakan Tamu melalui Budaya Kebersamaan
Padahal menyantap hidangan secara bersama-sama ala ngobeng ini diyakini warga keturunan asli Palembang lebih berkat jika dibanding cara prasmanan pada masyarakat modern.
"Justru lebih hemat dan tidak mubazir karena undangan mengambil seperlunya saja, mengingat hidangan dibagi dalam piring-piring kecil. Jadi diyakini lebih berkat," kata Khadijah, salah seorang warga keturunan asli Palembang.
Sementara itu, ala ngobeng menyajikan hidangan seperlunya, semisal dalam satu piring hanya terdiri tiga atau empat potong ayam gulai, demikian pula untuk jenis lain.
"Kelihatannya saja rumit karena panitia terlihat sibuk membuat hidangan untuk beberapa orang saja, padahal ngobeng itu sederhana dan masih pantas dilakukan untuk zaman sekarang," kata dia.
Makan bersama dengan duduk bersila di sekitar hidangan, dinilai lebih mencerminkan nilai kekeluargaan dan kebersamaan dibandingkan cara prasmanan. Dengan duduk bersila juga bermakna merendahkan diri kepada Sang Pencipta.
Halaman Selanjutnya....
Komentar
()Muat lainnya