Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Tradisi “Ngidang”

Memuliakan Tamu melalui Budaya Kebersamaan

Foto : dok. Tradisi “Ngidang”
A   A   A   Pengaturan Font

Uniknya selama proses ini berlangsung, tak henti-hentinya para tamu undangan dilayani ngobeng. Mereka benar-benar akan diperhatikan kebutuhannya, semisal meminta tambahan nasi atau lauk pauk.

Namun, asal tahu saja ketika berada di dalam satu kelompok hidangan maka dengan sendirinya para tamu undangan menjaga perilakunya. Umumnya tidak akan mengambil makanan secara berlebihan, karena toh bisa minta tambah jika masih ingin.

Ini sungguh berbeda dengan tata cara prasmanan ala prancisan yang kadang membuat makanan terbuang percuma (mubazir) lantaran tamu undangan mengambil terlalu banyak. Belum lagi adanya ketentuan harus mengantre, yang dipandang dalam tradisi Palembang kurang elok dalam memperlakukan tamu.

Memang dalam tradisi ini ada kesan repot karena diperlukan banyak ngobeng dan peralatan makan. Namun jika ditelisik, di sinilah letaknya membangun budaya gotong royong dan kebersamaan karena umumnya jiron dan tetangga akan bahu membahu membantu empu rumah.

Pada masa silam, dipastikan anak-anak muda terutama laki-laki dan kalangan orangtua di sekitar kenduri akan sigap membantu tuan rumah untuk melayani tamu. Mereka berdiri berjajar secara estafet mengoper piring-piring kecil yang berisikan lauk pauk. Belum lagi, ada yang sigap membantu mencucikan tangan dan memberikan gelas berisikan air minum.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top