Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik di Ukraina I Kedubes AS di Russia Keluarkan Peringatan Keamanan

Kyiv Tuntut Lebih Banyak Senjata

Foto : AFP/SERGEY BOBOK

Serangan Misil I Seorang pria melihat-lihat kerusakan yang timbul akibat serangan misil Russia ke sebuah stasiun depo kereta di Kharkiv pada Rabu (28/9). Selain merusak infrastruktur kereta, misil Russia itu pun dilaporkan telah mengakibatkan rusaknya jaringan pasokan listrik di kota itu.

A   A   A   Pengaturan Font

Ukraina telah meminta bantuan Barat agar menghukum Russia serta mengirim lebih banyak senjata ke garis depan untuk menghalangi niat Russia menguasai wilayah-wilayah Ukraina.

KYIV - Ukraina pada Rabu (28/9) meminta negara-negara Uni Eropa (UE) dan NATO untuk menghukum Russia dengan lebih banyak sanksi dan mengirim lebih banyak senjata ke garis depan setelah proksi Kremlin mengadakan referendum aneksasi "palsu" di empat wilayah Ukraina yang diduduki.

Seruan Kyiv untuk bantuan lebih banyak pasokan senjata muncul meskipun ada peringatan berulang kali dari Moskwa bahwa mereka dapat menggunakan persenjataan nuklirnya untuk mempertahankan wilayah dari serangan balasan Ukraina yang telah merebut kembali sebagian besar wilayah bulan ini.

"Ukraina meminta Uni Eropa, NATO dan G-7 untuk segera dan secara signifikan meningkatkan tekanan terhadap Russia, termasuk dengan menjatuhkan sanksi keras dan secara signifikan meningkatkan bantuan militer mereka ke Ukraina," demikian pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Ukraina.

Seruan itu muncul sementara para pemimpin yang ditempatkan Russia di Luhansk dan Kherson pada Rabu (28/9) meminta Presiden Russia, Vladimir Putin, agar menganeksasi wilayah-wilayah itu berdasarkan apa yang mereka katakan sebagai dukungan warga.

Para pejabat yang ditempatkan Russia mengatakan 93 persen suara yang diberikan dalam pemungutan suara selama lima hari di Zaporizhzhia mendukung aneksasi, 87 persen mendukung di Kherson, 98 persen di Luhansk dan 99 persen di Donetsk.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top