Gara-gara Kebakaran Hutan, Kanada Masuk 4 Besar Penghasil Emisi Karbon
Api membumbung tinggi di sepanjang tepian kebakaran hutan seperti yang terlihat dari helikopter Angkatan Bersenjata Kanada yang sedang mengamati area dekat Mistissini, Quebec, Kanada pada 12 Juni 2023.
Foto: CNA/Reuters/Kopral Marc-Andre LeclercOTTAWA - Kebakaran hutan yang memecahkan rekor pada tahun 2023 menempatkan Kanada ke dalam daftar empat negara dengan emisi gas rumah kaca teratas di dunia tahun itu, menurut sebuah studi hari Rabu (28/8).
Tahun lalu terjadi kebakaran hutan dahsyat di seluruh negeri, 15 juta hektare atau sekitar empat persen dari total luas hutan Kanada, terbakar dan lebih dari 200.000 orang mengungsi .
Dengan melihat data satelit dari kepulan asap dari kebakaran yang terjadi mulai bulan Mei hingga September tahun lalu, para peneliti menentukan sebanyak 2.371 megaton karbon dioksida dan monoksida telah dilepaskan, sehingga mendorong Kanada naik peringkat dari posisi kesebelas ke posisi keempat di antara negara penghasil emisi karbon terbesar di dunia.
Angka ini menempatkan negara tersebut hanya di belakang Tiongkok, Amerika Serikat, dan India pada tahun 2023.
Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Nature.
Para peneliti memperingatkan bahwa cuaca panas dan kering yang menjadi penyebab kebakaran tersebut diperkirakan akan menjadi hal yang biasa pada tahun 2050-an, dan "kemungkinan akan menyebabkan peningkatan aktivitas kebakaran."
"Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang apakah kebakaran yang berpotensi lebih sering dan intens dalam beberapa dekade mendatang akan menekan kemampuan hutan Kanada untuk terus berfungsi sebagai penyerap karbon," kata Brendan Byrne, penulis utama studi tersebut, kepada AFP.
Hutan boreal Kanada, hamparan luas yang membentang dari Samudra Pasifik hingga Samudra Atlantik, menyimpan sejumlah besar CO2 yang dikenal sebagai "terserap".
Saat hutan yang hangus tumbuh kembali selama beberapa dekade, CO2 yang dilepaskan oleh kebakaran hutan biasanya diserap kembali.
Namun, peningkatan ukuran dan jumlah kebakaran tahunan, ditambah dengan kekeringan di beberapa wilayah, dapat berarti hutan membutuhkan waktu lebih lama untuk tumbuh kembali.
"Hal itu pada gilirannya "dapat menekan penyerapan karbon oleh hutan," kata penelitian tersebut.
Kanadaharus menyesuaikan ke bawah tingkat emisi bahan bakar fosil yang diizinkan guna "mengimbangi berkurangnya penyerapan karbon oleh hutan," simpulnya.
Berdasarkan perjanjian Paris, Ottawa telah sepakat untuk mengurangi emisi karbon sebesar 40 hingga 45 persen dari tingkat tahun 2005 pada tahun 2030.
Total emisi setara CO2 Kanadadari pembakaran bahan bakar fosil pada tahun 2022 adalah 708 megaton, menurut data pemerintah.
Ketika aktivitas manusia telah menghangatkan planet ini selama dua dekade terakhir, frekuensi dan intensitas kebakaran hutan ekstrem telah meningkat lebih dari dua kali lipat di seluruh dunia, menurut studi lain yang diterbitkan pada bulan Juni di jurnal Nature Ecology & Evolution.
Situasi kebakaran hutan diKanada tahun ini lebih tenang tetapi masih menimbulkan bencana di beberapa bagian. Kota wisata favorit di bagian barat negara itu, Jasper, hancur sebagian pada bulan Juli.
Hingga Rabu, telah terjadi 732 kebakaran, 136 di antaranya tidak terkendali.
Redaktur: Lili Lestari
Penulis: AFP
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 3 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 4 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 5 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
Berita Terkini
- Gerak Cepat, Gulkarmat Kerahkan 75 Personel Padamkan Rumah yang Terbakar di Kampung Bahari
- Beijing Kecam Tindakan Pemerintah AS yang Batasi Visa Pejabat Hong Kong
- Mengagetkan Cawagub DKI Suswono Tidak Bisa Mencoblos di Pilkada Jakarta, Ternyata Ini Penyebabnya
- Waspada yang Akan Bepergian, Hujan Ringan hingga Deras Disertai Petir Mengguyur Indonesia Pada Sabtu
- Rute baru Kereta Cepat Whoosh