26 Anak Meninggal akibat Malanutrisi di Afghanistan
Anak laki-laki Afghanistan memanen kentang di sebuah ladang di Distrik Baharak, Provinsi Badakhshan, Jumat (30/8).
Foto: OMER ABRAR / AFPKABUL - Sebanyak 26 anak di bawah usia lima tahun (balita) meninggal dunia akibat malanutrisi dan makanan yang tidak memenuhi standar kesehatan di Provinsi Badakhshan, Afghanistan utara, selama lima bulan terakhir.
Dikutip dari media Afghanistan, TOLO, pada Kamis, Abdul Malik Rofi, seorang dokter setempat, mengatakan sebanyak 365 balita dirawat di rumah sakit di Badakhshan selama periode ini, dengan 26 di antaranya menderita malanutrisi. Laporan tersebut mengatakan bahwa sejak 20 Maret lalu, sebanyak 2.696 anak telah dilarikan ke rumah sakit.
Para dokter mengaitkan peningkatan kasus malanutrisi dengan kombinasi beberapa faktor, yaitu kurangnya makanan bergizi, layanan kesehatan yang tidak memadai, kemiskinan, dan terbatasnya akses ke fasilitas kesehatan di wilayah miskin.
Menurut laporan dari sejumlah lembaga bantuan, sekitar 2,9 juta balita di Afghanistan menghadapi kekurangan pangan akut atau berisiko mengalami malanutrisi.
Bantuan Kemanusiaan
Sementara itu, laporan NDMA (National Drought Management Authority) menyebutkan satu juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan di Kenya. NDMA mengatakan bahwa jumlah ini turun dari 1,5 juta jiwa pada Februari.
Badan tersebut mengaitkan penurunan itu dengan hujan baru-baru ini yang meningkatkan produksi pangan, termasuk di daerah-daerah gersang. Dari 22 daerah gersang di negara Afrika Timur itu, hanya satu yang dilaporkan sedang dalam keadaan darurat, sementara situasi di daerah lainnya telah membaik.
"Jumlah anak-anak berusia 6 hingga 59 bulan yang memerlukan perawatan untuk malanutrisi akut telah berkurang menjadi 760.488 dari 847.932 pada Februari," dalam laporan NDMA bulan Juli yang dirilis di Ibu Kota Kenya, Nairobi.
Institusi tersebut menambahkan bahwa situasi diperkirakan akan semakin membaik setelah dimulainya musim hujan pada Oktober-Desember.
Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Otoritas Pembangunan Antarpemerintah (Intergovernmental Authority on Development/ IGAD), sebuah blok regional, jumlah orang yang mengalami kerawanan pangan di Tanduk Afrika mencapai 67 juta jiwa pada Juli, turun dari 74,9 juta jiwa pada Mei.
Dari jumlah tersebut, 39 juta jiwa di antaranya berada di negara-negara anggota IGAD, termasuk Djibouti, Kenya, Somalia, Sudan Selatan, Tanzania, Sudan, dan Uganda.
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Electricity Connect 2024, Momentum Kemandirian dan Ketahanan Energi Nasional
- 3 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 4 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
- 5 Tim Putra LavAni Kembali Tembus Grand Final Usai Bungkam Indomaret
Berita Terkini
- Lima Remaja Diamankan Polisi Saat Hendak Tawuran di Jakarta Barat
- Ini Peringkat 30 Eksportir Terbesar di Dunia, Indonesia Nomor 3 dari Belakang
- Memiliki Ide Memajukan Jakarta, Rujaks Deklarasi Dukung Ridwan Kamil – Suswono
- Terus Bertambah, Daop 7 Catat 13.489 Tiket Terpesan di Libur Natal dan Tahun Baru 2025
- Hidupkan Pasar Properti, Guangzhou di China Akan Pangkas Pajak Penjualan Rumah Berukuran Besar