Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kisah Pelindung Kakatua Seram di Negeri Masihulan (Bagian 1)

Foto : . (FOTO ANTARA/HO-Marvento F Laurens)

Wakil Ketua Grup Birdwatching Masihulan Noke Lopez Sapulete di Plafon Mauayaka, Desa Masihulan, Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.

A   A   A   Pengaturan Font

Pemburu paruh bengkok

Negeri Masihulan merupakan sebuah desa kecil yang ada di daerah pegunungan di bagian utara Pulau Seram. Masyarakatnya menjadikan hutan sebagai bagian terpenting hidupnya dan menjadi sangat bergantung kepadanya, terutama terhadap satwa-satwa yang ada di sana.

"Kehidupan masyarakat Masihulan sangat tradisional, di mana masyarakat masih hidup dengan berkebun dan mengolah hasil hutan. Pada tahun 70 hingga 80-an, masyarakat Masihulan masih mengenal sistem barter, di mana hasil tangkapan burung kakatua kemudian dibarter dengan produk-produk yang dibawa oleh para pedagang dari Ambon dan luar Maluku yang singgah dengan perahu layar di Teluk Sawai," kata pelaku ekowisita sekaligus pemilik Homestay Morite Sony Sapulette yang bercerita perihal kehidupan masyarakat di Negeri Masihulan pada periode 1970-an sampai 1980-an.

Perburuan burung paruh bengkok berlangsung lama bahkan ada yang mencapai tiga generasi. Sony pun yang mengaku sempat mengikuti jejak ayah dan kakaknya yang pernah berprofesi sebagai pemburu burung paruh bengkok di tahun 70-an hingga 80-an, namun kini berganti haluan melindungi burung-burung tersebut dengan menjadi pelaku ekowisata.

Ia ingat saat berusia lima tahun sudah mulai ikut ayahnya menangkap burung bersama dengan kakaknya, almarhum Bung Sai. Saat itu, mereka membarter hasil perburuannya dengan produk-produk yang dibawa pedagang-pedagang yang datang dari Ambon dan luar Maluku.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top