Selasa, 18 Mar 2025, 15:01 WIB

Kekerasan Merajalela, Peru Umumkan Keadaan Darurat di Ibukota Lima

Presiden Peru Dina Boluarte.

Foto: AP

LIMA – Peru pada Senin (17/3) mengumumkan keadaan darurat selama sebulan di ibu kota Lima untuk memungkinkan pengerahan tentara guna membantu polisi menindak tegas gelombang pembunuhan terkait pemerasan.

Langkah itu dilakukan setelah penyanyi Paul Flores (39) ditembak mati pada hari Minggu (16/3) oleh pembunuh bayaran yang menyerang bus yang ia tumpangi bersama teman-teman satu bandnya saat meninggalkan konser di luar Lima, kota berpenduduk 10 juta orang.

Para musisi tersebut telah diancam oleh geng kriminal yang mencoba memeras mereka, kata perwakilan mereka.

Meskipun pemerasan merupakan masalah di seluruh Amerika Latin, pemerasan telah mencapai proporsi yang mengkhawatirkan di Peru, sebuah fenomena yang sebagian dituduhkan pada geng kriminal seperti Tren de Aragua di Venezuela yang beroperasi di beberapa negara Amerika Latin.

Sejak Januari, lebih dari 450 kasus pembunuhan telah dilaporkan, menurut data pemerintah.

Di bawah keadaan darurat yang berlaku di Lima dan pelabuhan Callao, pemerintah dapat menangguhkan kebebasan sipil seperti hak untuk berkumpul, dan penggeledahan rumah dapat dilakukan.

"Kami tidak akan membiarkan satu kematian lagi," Presiden Dina Boluarte menyatakan setelah pembunuhan Flores.

Ia mengatakan "serius mempertimbangkan" untuk menerapkan kembali hukuman mati bagi pembunuh bayaran dan pemeras.

Peru mengumumkan keadaan darurat di beberapa bagian ibu kota tahun lalu dan mengerahkan militer sebagai respons atas serangkaian pembunuhan pengemudi bus yang dituduhkan pada pandemi pemerasan.

Redaktur: Lili Lestari

Penulis: AFP

Tag Terkait:

Bagikan: