
Kebijakan BBM Euro 4 Dapat Lampu Hijau, Hasil Survei: 74,4% Responden Mendukung
Direktur Riset Bidang Makroekonomi, Kebijakan Fiskal, dan Moneter CORE Indonesia Akhmad Akbar Susamto di Jakarta, Selasa (18/3/2025).
Foto: ANTARA/Putu Indah SavitriJAKARTA - BBM standar Euro 4 adalah bahan bakar minyak yang memenuhi standar emisi Euro 4, yaitu regulasi lingkungan yang ditetapkan Uni Eropa untuk mengurangi polusi udara dari kendaraan bermotor. Standar ini mengatur kandungan sulfur, karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), hidrokarbon (HC), dan partikel lainnya dalam emisi kendaraan.
BBM standar Euro 4 wajib digunakan pada kendaraan keluaran terbaru yang sudah menggunakan mesin dengan teknologi emisi rendah, seperti mobil berbahan bakar bensin atau diesel yang dipasarkan setelah aturan ini diterapkan.
Hasil survei CORE Indonesia menyebutkan sebesar 74,4 persen responden setuju dengan kebijakan bahan bakar minyak (BBM) Euro-4.
Direktur Riset Bidang Makroekonomi, Kebijakan Fiskal, dan Moneter CORE Indonesia Akhmad Akbar Susamto mengatakan di Jakarta, Selasa, mengatakan sebagian besar responden memahami manfaat BBM Euro-4 terhadap lingkungan dan kesehatan.
Namun, hanya 19 persen yang mengutamakan faktor lingkungan dalam keputusan pembelian BBM.
Mayoritas responden masih mempertimbangkan harga sebagai faktor utama. Harga BBM Euro-4 dinilai masih terlalu tinggi apabila dibandingkan dengan daya beli masyarakat.
"Maksudnya, mahal. Ekonomi masih sulit dan belum stabil, itu jawaban paling banyak. Poin pentingnya dari ini adalah kekhawatiran finansial," ucap Akbar saat seminar dan diseminasi kajian dengan tema "Implementasi Kebijakan BBM Euro 4–6: Siapakah Kita? Membedah Potensi Dampak Ekonomi dan Sosial Peningkatan Kualitas BBM".
Rata-rata harga maksimum yang bersedia dibayar masyarakat untuk bensin Euro-4 adalah Rp11.938 per liter, sedangkan untuk diesel Euro-4 sebesar Rp8.739 per liter.
Artinya, lanjut Akbar, meskipun memiliki kekhawatiran terkait finansial, responden masih memiliki kesediaan membayar atau willingness to pay yang positif.
Dalam kesempatan tersebut, Akbar juga menjelaskan dampak dari implementasi BBM Euro-4, salah satunya adalah melambatkan pertumbuhan ekonomi hingga 2040.
Perlambatan pertumbuhan ekonomi tersebut disebabkan oleh penurunan pertumbuhan konsumsi rumah tangga karena tekanan inflasi, mengingat harga BBM Euro-4 yang lebih tinggi.
"Dampaknya itu (implementasi BBM Euro-4) terhadap pertumbuhan ekonomi memang negatif, maksudnya mengurangi pertumbuhan ekonomi, tetapi semakin kecil seiring dengan waktu," kata Akbar.
Selaras dengan dampak itu, mayoritas responden memiliki preferensi agar kebijakan BBM Euro-4 diimplementasikan secara bertahap. Selain itu, implementasi BBM Euro-4 juga membutuhkan skema subsidi BBM yang baru.
"Perlunya skema subsidi BBM yang tidak memengaruhi fiskal," ucap Akbar.
Berita Trending
- 1 Polresta Pontianak siapkan 7 posko pengamanan Idul Fitri
- 2 Pemko Pekanbaru Tetap Pantau Kebutuhan Warga Terdampak Banjir
- 3 Produktivitas RI 10 Persen di Bawah Rata-Rata Negara ASEAN
- 4 RPP Keamanan Pangan Digodok, Bapanas Siap Dukung Prosesnya
- 5 BEI Catat Ada 25 Perusahaan Beraset Besar Antre IPO di Pasar Modal, Apa Saja?
Berita Terkini
-
Alarm Merah, 79.607 Hektar Sawah Hilang, Ancaman Krisis Pangan di Depan Mata
-
Singapura, Negara dengan Wilayah Terkecil di Asia Tenggara
-
Hasrat Pochettino untuk Kembali Latih Tottenham
-
Anggota Komisi V DPR : "Perlu Adanya Evaluasi Terkait Program Mudik Gratis"
-
Asosiasi Minta Pemerintah Kaji Ulang Aturan Truk saat Lebaran