Kamis, 30 Jan 2025, 02:45 WIB

KCNA: Kim Jong-un Serukan Penguatan Kekuatan Nuklir

Pemimpin Korut, Kim Jong-un (tengah), saat mengunjungi sebuah instalasi produksi material nuklir di sebuah lokasi rahasia beberapa waktu lalu. Kantor berita KCNA pada Rabu (29/1) melaporkan bahwa Korut akan melakukan penguatan kekuatan nuklir

Foto: AFP/KCNA VIA KNS

SEOUL - Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un, telah menyerukan penguatan kekuatan nuklir tahun ini selama kunjungan ke instalasi produksi material nuklir dan lembaga senjata nuklir, media pemerintah KCNA melaporkan pada Rabu (29/1).

Kunjungannya yang menyoroti meningkatnya persenjataan nuklir negara itu terjadi saat Pyongyang meningkatkan unjuk kekuatannya setelah Presiden Amerika serikat (AS), Donald Trump, kembali menjabat dengan dimulainya kembali uji coba misil, yang menurut Korea Selatan (Korsel) sebagian ditujukan untuk menarik perhatian Trump.

“Kim Jong-un memuji para ilmuwan dan pekerja lain di sana karena mencapai keberhasilan luar biasa dan hasil produksi yang menakjubkan dalam pekerjaan mereka tahun lalu saat ia diberi pengarahan tentang proses produksi bahan nuklir tingkat senjata dan rencana mereka untuk tahun 2025 dan seterusnya,” KCNA melaporkan.

Kim Jong-un pun menyerukan keberhasilan lebih lanjut dalam memproduksi bahan nuklir tingkat senjata tahun ini dan memperkuat kekuatan nuklir negara itu.

"Tahun ini merupakan tahun yang krusial karena merupakan titik balik penting di mana kita harus melaksanakan tugas-tugas dalam periode penting dalam rangka menerapkan garis penguatan kekuatan nuklir," kata Kim Jong-un, menurut KCNA.

Korut menghadapi situasi keamanan paling tidak stabil di dunia karena konfrontasi yang sudah berlangsung lama dengan negara-negara yang paling kejam dan bermusuhan, yang membuatnya sangat penting bagi negara itu untuk meningkatkan kemampuan nuklirnya, imbuh kantor berita itu.

Isu Denuklirisasi

Sementara itu Badan Intelijen Nasional Seoul mengatakan bahwa unjuk kekuatan Korut baru-baru ini sebagian dimaksudkan untuk memamerkan aset pencegahan AS dan menarik perhatian Trump setelah bersumpah untuk melakukan tindakan balasan anti-AS yang paling keras pada pertemuan kebijakan akhir tahun yang penting bulan lalu.

Trump, yang mengadakan pertemuan puncak yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan Kim Jong-un selama masa jabatan pertamanya dan telah memuji hubungan pribadi mereka, mengatakan pekan lalu bahwa ia akan menghubungi lagi pemimpin Korut itu.

Pada hari pelantikannya pada 20 Januari lalu, Trump menggambarkan Korut sebagai kekuatan nuklir, seperti yang dikatakan Menteri Pertahanan AS saat ini, Pete Hegseth, dalam sidang konfirmasi Senat, yang menimbulkan pertanyaan tentang apakah Washington akan mengupayakan perundingan pengurangan senjata alih-alih perundingan denuklirisasi.

Pihak Korsel sebelumnya menegaskan bahwa denuklirisasi Korut harus tetap menjadi tujuan untuk keterlibatan apapun. Gedung Putih sejauh ini belum menanggapi pernyataan Seoul, tetapi seseorang yang mengetahui masalah tersebut mengatakanbahwa Trump akan terus mengupayakan denuklirisasi Semenanjung Korea.

Kantor berita Yonhap melaporkan pada Rabu bahwa Trump akan mengupayakan denuklirisasi menyeluruh Korut, mengutip juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, Brian Hughes. ST/AFP/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: AFP

Tag Terkait:

Bagikan: