Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Dampak Pandemi

“Kabut Otak" setelah Covid-19 Diduga karena Virus Ubah Cairan Tulang Belakang

Foto : STEPHANE DE SAKUTIN / AFP

KASUS “KABUT OTAK” I Seorang ahli radiologi mengawasi pasien yang menjalani magnetic resonance imaging (MRI) di Rumah Sakit Mondor di Creteil, beberapa waktu lalu. Kasus “kabut otak” pasien Covid-19 menjadi semakin umum bahkan pada orang yang pulih dari gejala ringan.

A   A   A   Pengaturan Font

Semua pasien berasal dari penelitian Dampak Jangka Panjang Infeksi dengan Novel Coronavirus (LIINC), yang melacak dan menilai orang dewasa yang pulih dari SARS-CoV-2.

Analisis lebih lanjut yang dilakukan pada sampel cairan serebrospinal menunjukkan tingkat protein yang lebih tinggi dari normal dan adanya beberapa antibodi tak terduga yang biasanya ditemukan dalam sistem kekebalan yang diaktifkan.

Para peneliti mengatakan pengamatan ini menunjukkan tingkat peradangan yang tinggi. Beberapa antibodi ini terlihat dalam darah dan cairan serebrospinal, menyiratkan respons inflamasi sistemik. Beberapa antibodi, bagaimanapun, unik untuk cairan serebrospinal, yang secara khusus mengisyaratkan peradangan otak.

Penulis penelitian belum mengetahui target yang dimaksudkan dari antibodi ini, tetapi berteori bahwa ini dapat menyerang tubuh itu sendiri, seperti penyakit autoimun.

"Ada kemungkinan sistem kekebalan, yang dirangsang oleh virus, dapat berfungsi secara patologis yang tidak diinginkan. Ini akan menjadi kasus meskipun individu tidak memiliki virus di tubuh mereka," jelas peneliti utama dari UCSF Coronavirus Neurocognitive Study, Hellmuth.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top