Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Dampak Pandemi

“Kabut Otak" setelah Covid-19 Diduga karena Virus Ubah Cairan Tulang Belakang

Foto : STEPHANE DE SAKUTIN / AFP

KASUS “KABUT OTAK” I Seorang ahli radiologi mengawasi pasien yang menjalani magnetic resonance imaging (MRI) di Rumah Sakit Mondor di Creteil, beberapa waktu lalu. Kasus “kabut otak” pasien Covid-19 menjadi semakin umum bahkan pada orang yang pulih dari gejala ringan.

A   A   A   Pengaturan Font

SAN FRANSISCO - Kasus "kabut otak" di antara pasien Covid-19 menjadi semakin umum, bahkan pada orang yang pulih dari gejala ringan. Penelitian terbaru memberikan beberapa jawaban potensial mengapa orang mengalami kesulitan berkonsentrasi, berpikir jernih, dan menyelesaikan tugas sehari-hari yang mudah setelah berjuang melawan Covid-19.

Sebuah tim dari University of California San Francisco (UCSF) mengatakan "kabut otak" mungkin terjadi akibat bagaimana virus korona mengubah cairan tulang belakang seseorang. Ini sama seperti penyakit lain yang menyerang otak.

Studi mereka menemukan pasien tertentu yang mengembangkan gejala kognitif setelah kasus ringan Covid-19 menunjukkan kelainan pada cairan serebrospinal mereka, mirip dengan jenis yang muncul pada pasien dengan penyakit seperti Alzheimer.

Meskipun ini baru permulaan, penulis penelitian optimistis penelitian ini merupakan langkah pertama yang penting untuk memahami apa yang sebenarnya dapat dilakukan SARS-CoV-2 pada otak manusia.

"Mereka bermanifestasi sebagai masalah mengingat peristiwa baru-baru ini, memunculkan nama atau kata-kata, tetap fokus, dan masalah dengan memegang dan memanipulasi informasi, serta memperlambat kecepatan pemrosesan," jelas penulis studi senior Joanna Hellmuth, dari Memory and Aging Center UCSF, dalam rilisnya baru-baru ini.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top