Joki Marak di Kampus, Lemahnya Dukungan Akademik untuk Mahasiswa
Sejumlah peserta mengerjakan soal ujian Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2017 di Universitas Negeri Jakarta, Selasa (16/5/2017).
Tak hanya itu, penyedia jasa joki kini bahkan menawarkan jaminan lolos instrumen deteksi plagiasi seperti Turnitin.
"Kalau misalnya paper sehalaman, aku [patok harga] 30 ribu, itu udah plagiarismenya di bawah 15%," kata Gita yang menawarkan karya pesanan yang bebas dari indikasi jiplakan.
Isu perjokian sebenarnya sudah jadi perhatian nasional. Pada bulan Februari, misalnya, Harian Kompas menerbitkan rangkaian investigasi terkait praktik joki di kalangan mahasiswa maupun dosen, yang juga sempat viral di media sosial. Sayangnya, belum ada lagi regulasi atau kebijakan tambahan dari pemerintah yang lebih spesifik dan tegas untuk menangkal praktik ini di perguruan tinggi agar semua institusi satu visi.
Jangan lupakan dukungan akademik untuk mahasiswa
Pelanggaran integritas akademik yang ditangani oleh Haekal dan rekan-rekannya di FH-UGM selama ini biasanya berupa kasus plagiasi. Untuk kasus-kasus kecurangan khusus, para dosen dapat membentuk tim ad hoc untuk menanganinya. Namun, ini belum pernah terjadi untuk insiden perjokian.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : -
Komentar
()Muat lainnya