Jepang Diterjang Topan yang 'Sangat Kuat', Ratusan Penerbangan dan Kereta Dibatalkan
Ombak menghantam pantai di Miyazaki, Jepang selatan, pada tahun 2022 saat topan dahsyat mendekati Jepang menghantam wilayah tersebut dengan angin kencang dan hujan lebat.
Foto: Sydney Herald/APTOKYO - Topan yang digambarkan oleh para peramal cuaca sebagai "sangat kuat" menerjang Jepang pada hari Jumat (16/8), mengakibatkan ratusan penerbangan dan kereta api dibatalkan serta 1.700 rumah tanpa listrik.
Topan Ampil terletak di sebelah timur Pulau Hachijojima, sekitar 300 kilometer (190 mil) selatan Tokyo dan membawa hembusan angin berkecepatan hingga 216 km/jam saat bergerak ke utara, kata Badan Meteorologi Jepang.
Topan tersebut diperkirakan tidak akan menerjang daratan, melainkan bergerak di sepanjang garis pantai dekat wilayah Tokyo, yang merupakan rumah bagi sekitar 40 juta orang, sebelum bergerak kembali ke Pasifik.
Pihak berwenang memperingatkan adanya angin kencang, hujan sangat lebat, dan kemungkinan tanah longsor, serta mengimbau warga untuk sangat berhati-hati.
Sebanyak 1.700 rumah tangga di prefektur tetangga Tokyo tidak memiliki listrik hingga Jumat pagi karena topan tersebut, menurut operator utilitas.
ANA membatalkan 280 penerbangan domestik yang berdampak pada lebih dari 60.000 penumpang, sementara Japan Airlines membatalkan 281 layanan domestik dan 38 layanan internasional, yang berdampak pada 49.700 pelanggan.
Bagian utama jaringan layanan kereta peluru Jepang juga akan dibatalkan pada hari Jumat -- termasuk bagian sibuk antara Tokyo dan pusat kota Nagoya.
Topan tersebut datang saat Jepang merayakan minggu liburan "obon" saat jutaan orang kembali ke kampung halaman mereka, dan beberapa hari setelah Badai Tropis Maria mendatangkan hujan lebat yang memecahkan rekor di beberapa wilayah di utara.
Topan di wilayah tersebut terbentuk lebih dekat ke garis pantai, menguat lebih cepat dan bertahan lebih lama di daratan akibat perubahan iklim, menurut sebuah studi yang dirilis bulan lalu.
Para peneliti dari berbagai universitas di Singapura dan Amerika Serikat menganalisis lebih dari 64.000 model badai historis dan masa depan dari abad ke-19 hingga akhir abad ke-21 untuk menghasilkan temuan-temuan tersebut.
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Pemeintah Optimistis Jumlah Wisatawan Tahun Ini Melebihi 11,7 Juta Kunjungan
- 3 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
- 4 Permasalahan Pinjol Tak Kunjung Tuntas, Wakil Rakyat Ini Soroti Keseriusan Pemerintah
- 5 Meluas, KPK Geledah Kantor OJK terkait Penyidikan Dugaan Korupsi CSR BI
Berita Terkini
- Pemerintah Kukuhkan JK Sebagai Ketum, Sekjen PMI Versi Agung Laksono Tolak Surat Jawaban Kemenkum
- Hati Hati, Ada Puluhan Titik Rawan Bencana dan Kecelakaan di Jateng
- Malam Tahun Baru, Ada Pemutaran Film di Museum Bahari
- Kaum Ibu Punya Peran Penting Tangani Stunting
- Trump Tunjuk Produser 'The Apprentice', Mark Burnett, sebagai Utusan Khusus untuk Inggris