![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
Jalur Sepeda Akan Munculkan Masalah Baru
UJI COBA - Pesepeda melintas di jalur sepeda di Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan, Minggu(13/10). Pemerintah Pro¬vinsi DKI Jakarta menguji coba jalur sepeda fase 2 sepanjang 23 kilometer dimulai dari Persimpangan Fatmawati sampai kawasan Jalan Jenderal Sudirman pada Sabtu(12/10).
Foto: KORAN JAKARTA/ MARIO CAISARJAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta diharapkan memperbaiki layanan transportasi umum terlebih dahulu, sebelum membangun jalur sepeda. Sebab, pembuatan jalur akan memunculkan masalah baru, terutama ketika bersinggungan dengan kendaraan roda empat dan dua.
"(Pembuatan jalur sepeda) itu kan sebenarnya keputusan yang tidak begitu matang. Setiap kegiatan itu harus ada kajian lebih dalam. Karena ini akan jadi masalah baru di Jakarta," ujar anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak, di Jakarta, akhir pekan lalu.
Meski demikian, pihaknya mengaku sepenuhnya mendukung pembuatan jalur sepeda itu karena akan mengurangi polusi dan menyehatkan warga Jakarta. Namun, kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebelumnya, yakni telah membuat perluasan ganjil genap tidak selaras dengan pembuatan jalur sepeda.
"Di satu sisi dia kurangi mobil dengan ganjil genap, tapi di sisi lain malah jalannya dipersempit dengan membuat jalur sepeda. Kalau angkutan umumnya sudah baik sih oke-oke saja. Tapi saat ini, angkutan umum di Jakarta masih perlu diperbaiki, ditingkatkan layanannya. Imbasnya, pengguna kendaraan roda empat bukan beralih ke angkutan umum dan sepeda, malah dia akan menaiki ojek online atau malah pakai sepeda motor," katanya.
Dia meyakini, jalur sepeda yang dibangun Anies sejauh 63 kilometer itu tidak akan termanfaatkan dengan baik. Selain bersinggungan dengan pengguna jalan lain, katanya, masyarakat Jakarta pun menempati rumah yang jauh dari tempat kerja, sehingga aspek jarak, keamanan dan kemacetan akan menjadi pertimbangan lebih lanjut bagi mereka.
Optimisme
Terkait dengan pelaksaan jalu sepeda, Kepala Dinas DKI Jakarta, Syafrin Liputo, optimistis pembangunan jalur sepeda banyak digunakan oleh masyarakat. Jalur sepeda yang dibangun kali ini saling terintegrasi.
Dia menjelaskan, jalur sepeda di Jakarta sebelumnya ada di Banjir Kanal Timur (BKT) sepanjang 9 kilometer, dan di kawasan Melawai, Jakarta Selatan sepanjang 2 kilometer. Kedua jalur yang dibangun itu tidak efektif lantaran tidak saling terintegrasi. Untuk itu, jalur sepeda yang dibuat kali ini berada dalam satu jaringan.
Syafrin menjelaskan, jalur sepeda di BKT akan terintegrasi dengan jalur sepeda fase III yang akan dilaunching pada akhir bulan ini. Dimana trayek fase III itu menyentuh Matraman, Jatinegara dari BKT menuju ke kampung Melayu. Begitu juga di Melawai yang terintegrasi dengan jalur fase II, yakni Fatmawati, Panglima Polim, Sisinganangaraja, dan sebagainya.
Sesuai dengan target hingga 2022, kata Syafrin, di Jakarta akan dibangun kurang lebih 500 kilometer jalur sepeda. Tahun ini baru akan dibangun 63 kilometer di 17 ruas jalan. Diantaranya Jalan Pemuda, Pramuka, Tugu Proklamasi, Jalan Diponeggoro, Imam Bonjol, MH Thamrin, Merdeka Selatan, Fatmawati, Panglima Polim, Sisingamangaraja, Tomang Raya, Cideng, Kebon Sirih, Matraman, dan Jatinegara Barat.
pin/P-5
Redaktur: M Husen Hamidy
Penulis: Peri Irawan
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Masih Jadi Misteri Besar, Kementerian Kebudayaan Dorong Riset Situs Gunung Padang di Cianjur
- 2 Cap Go Meh representasi nilai kebudayaan yang beragam di Bengkayang
- 3 Program KPBU dan Investasi Terus Berjalan Bangun Kota Nusantara
- 4 Kemenperin Minta Aparat Beri Kepastian Hukum Investasi di Indonesia
- 5 Inflasi Rendah Belum Tentu Hasilkan Pertumbuhan Berkualitas
Berita Terkini
-
Rahasia Rasa, Film Perayaan Cinta dan Kuliner Nusantara Berlatar Sejarah Siap Tayang 20 Februari
-
Mengenal Pengolah Sampah Terbesar Dunia
-
Badan Publik Mesti Pasang “Zona Informatif”
-
RI Sulit Tumbuh Tinggi Jika Terus Impor dan Tidak Membangun Ekonomi Kerakyatan
-
Pemerintah Diminta Segera Susun Roadmap Bioetanol