![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
Mengenal Pengolah Sampah Terbesar Dunia
Tempat pengolahan sampah Landfill Mining dan RDF (Refuse Derived Fuel) Plant di TPST (Tempat Pembuangan Sampah Terpadu) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat.
Foto: ANTARA/Fakhri HermansyahAda pertanyaan besar, apakah Jakarta mampu mandiri dalam mengolah sampah?
Tak hanya Jakarya, hampir semua kota (besar) selalu bermasalah dengan sampah. Tiap hari tambah banyak produksinya. Problem sampah pun menjadi masalah besar bagi Jakarta. Ini harus dibereskan sebelum menjadi kota global.
Jakarta harus mandiri dalam mengolah sampah, tak bisa terus tergantung pada Bantar Gebang, Bekasi.Dalam rangka kemandirian itulah Pemprov Jakarta membangun Refuse derived Fuel (RDF) Plant Jakarta yang berlokasi di Rorotan, Jakarta Utara. Dia siap beroperasi sebagai RDF Plant terbesar dunia yang ramah lingkungan.
Keberadaan fasilitas canggih pengolahan sampah modern ini diharapkan menjadi solusi strategis dalam mengatasi permasalahan sampah yang semakin kompleks di Jakarta. Kapasitas pengolahannya bisa mencapai 2.500 ton per hari. Dalam sistem pengelolaan sampah, RDF Plant berperan penting mengurangi ketergantungan pada Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dengan mengolah sampah menjadi bahan bakar alternatif di dalam Kota Jakarta.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jakarta, Asep Kuswanto mengatakan, RDF Plant Jakarta sudah didukung dengan teknologi mutakhir untuk memastikan proses pengolahan sampah berjalan sesuai dengan standar lingkungan yang ketat. Fasilitas ini dilengkapi dengan sistem pengendalian bau yang canggih. Ini termasuk deodorizer dengan teknologi ozonisasi dan UV sterilization yang mampu menetralkan bau seperti amonia dan hidrogen sulfida melalui proses oksidasi. “Selain itu, filter karbon aktif juga digunakan untuk menyerap partikel bau yang tersisa,” ujar Asep, Rabu (12/2).
Selain sistem deodorizer, RDF Plant ini juga dilengkapi dengan teknologil cyclone dan wet scrubber untuk menyaring udara dari hasil pembakaran sebelum dilepaskan ke lingkungan. Kedua teknologi ini memastikan bahwa udara yang keluar dari fasilitas sudah dinetralkan sehingga tidak menimbulkan bau dan emisi yang membahayakan lingkungan.
Air Limbah
Asep menyampaikan, untuk menjaga kebersihan dan memastikan RDF Plant Jakarta beroperasi dengan standar tinggi, fasilitas ini juga memiliki sistem pengolahan air limbah. Di sini telah juga disiapkan Pengolahan Air Limbah dengan sistem tangki ekualisasi, tangki koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi. Ada juga kolam anaerobik, tangki oksidasi, serta tangki filtrasi pasir.
“Tujuannya agar air limbah hasil operasional dapat digunakan kembali untuk pencucian truk dan penyiraman tanaman di sekitar fasilitas,” kata Asep dikutip bjcom. Dia menjelaskan, RDF Plant ini juga dilengkapi dengan Stasiun Pemantauan Kualitas Udara (SPKU) Mobile. Alat ini mampu memantau kualitas udara secara real-time dengan berbagai parameter sebagai upaya menjaga kualitas udara, seperti PM 2.5, PM 10, CO, NO2, ozon dan SO2.
Selain itu, area sekitar fasilitas dibersihkan secara rutin menggunakan road sweeper dengan cairan karbol atau cairan penghilang bau untuk memastikan lingkungan selalu higienis. “Kami juga menyediakan fasilitas pencucian truk agar kendaraan dalam kondisi bersih sebelum kembali ke pangkalan,” ucapnya.
Benarkah? Apakah klaim Asep ini benar? Sungguh tidk bau lagi? Proyek ini memang belum beroperasi. Tapi menurut warga yang tinggal di komplek Jakarta Garden City, Kelurahan Cakung Timur, Jakarta Timur,tidaklah demikian. Meski jaraknya tiga kilometee dengan RDF Plant, warga yang tinggal di Jakarta Garden City terus mencium bau sampah atau kimia. Lalu bagaimana bila nanti sudah beroperasi?
Jakarta tampaknya belum akan mandiri soal smpah. sebab RDF Rorotan ini hanya mampu mengolah sampah 2.500 ton perhRi. Padahal produksi smpah Jakarta 8.000 ton per hari.
Berita Trending
- 1 Masih Jadi Misteri Besar, Kementerian Kebudayaan Dorong Riset Situs Gunung Padang di Cianjur
- 2 Cap Go Meh representasi nilai kebudayaan yang beragam di Bengkayang
- 3 Program KPBU dan Investasi Terus Berjalan Bangun Kota Nusantara
- 4 Kemenperin Minta Aparat Beri Kepastian Hukum Investasi di Indonesia
- 5 Inflasi Rendah Belum Tentu Hasilkan Pertumbuhan Berkualitas