Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Ini Permasalahan TPST Bantargebang Dulu dan Sekarang

Foto : istimewa

Kondisi TPST Bantargebang.

A   A   A   Pengaturan Font

Keempat, tambah dia, warga sekitar Bantargebang tekor air bersih layak dikonsumsi. Sebagian uang pendapatan warga digunakan untuk beli air minum (mineral galon), keluarga kecil habis 2-3 galon per minggu, keluarga besar habis 4-5 galon per minggu. Harga air mineral isi ulang 5-6 ribu rupiah/galon, yang asli 18-20 ribu rupiah/galon. Air tanah sekitar rata-rata sudah tercemar, kadar pH nya tidak normal, bahkan ada yang tercemar logam berat.

Kelima, tambah Bagong, ancaman kesehatan sangat nyata. Ada 20 penyakit terbesar berdasar data UPTD Kecamatan Bantargebang tahun 2017. Penyakit tersebut, yaitu rangking pertama diduduki ISPA; Dispepsia; Demam yang tidak diketahui; Diare dan Gastroenteritis; Faringitis Akuta; Myalgia; Hipertensi Primer (esensial); Migren dan sindrom nyeri kepala; Artritis lainnya; Gastritis dan duodenitis; Diabetes Mellitus tidak spesifik; kunjungtivitis; Nasofaringitis Akuta (Common Cold); Tonsilitis Akuta; Gangguan lain pada kulit; Pneumonia; Abses; Furunkel; Karbunkel Futan; Varisela/Cacar air; Dermatitis Kontak, dan Rematisme tidak spesifik.

Keenam, lahan pemukiman warga semakin sempit, tergerus perluasan TPA dan industri. Terutama lahan sawah di sekeliling TPST sudah lenyap. Wilayah pemukiman Kelurahan Sumurbatu, Ciketingudik dicengkeram oleh pelebaran TPST Bantargebang, TPA Sumurbatu, pabrik pengolah limbah industri (B3) dan industri lainnya. Sebagian dari perusahaan tersebut tidak memiliki kelengkapan pengendalian udara, IPAL, sumur pantau, produksi melebihi yang tertuang dalam UKL/UPL.

Sejumlah warga Kelurahan Sumurbatu mengakhawatirkan kelurahan itu akan hilang dari Peta Kota Bekasi, karena wilayahnya diakupasi untuk kepentingan lain, sementara pemukiman warga hilang dan warganya menyingkir dari tanah kelahirannya. Para tetua wanti-wanti jangan sampai Kelurahan Sumurbatu tercerabut dari buminya sendiri. Diperdiksi 15-20 tahun ke depan pemukiman warga akan hilang 50-70% jika sampah tidak diolah habis.

Ketujuh, konflik sosial terbuka dan tersembunyai. Pada 1999 sampai 2009 terjadi konflik horizontal dan vertikal secara terbuka. Hampir setiap tahun terjadi demontrasi buka tutup TPST Bantargebang. Puncaknya pada Sabtu Kelabu akhir 2021 dengan ditangkapnya 26 warga Sumurbatu oleh Polres Metro Bekasi. Mereka itu pejuang dan pahlawan kompensasi, yang kini direbut Pemerintah Kota Bekasi sejak 2016/2017. Rentang waktu 2009 sampai 2023 terjadi konflik sosial itu cenderung relatif datar dan tersembunyi.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Marcellus Widiarto

Komentar

Komentar
()

Top