Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Jum'at, 31 Jan 2025, 00:03 WIB

Ini Penjelasan Dokter Spesialis, Ternyata Marah-marah Bukan Penyebab Seseorang Alami Hipertensi

Arsip foto - Perawat memeriksa tekanan darah seorang pengungsi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Puskesmas Lewolaga di Titehena, Kabupaten Flores Timur, NTT, Sabtu (16/11/2024).

Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra

Jakarta - Dokter spesialis penyakit dalam dr. Muhammad Pranandi, Sp. P.D memberikan penjelasan terkait pendapat yang sering berkembang di masyarakat mengenai kaitan antara marah-marah sebagai penyebab darah tinggi atau hipertensi.

Nandi mengatakan pendapat tersebut tidak sepenuhnya benar sebab marah-marah bukan penyebab timbulnya tekanan darah tinggi atau hipertensi pada seseorang.

“Jadi mereka yang mengalami tekanan darah tinggi itu membuat aliran oksigen ke otaknya berkurang. Efeknya apa? Dia sakit kepala," kata Nandi kepada wartawan di Jakarta, Kamis.

Dengan sakit kepala dan nyeri kepala, mungkin orang tersebut menjadi gampang lebih marah. "Karena, misalnya, ada tekanan dari luar, terus lagi sakit kepalanya, jadi gampang marah-marah orangnya," katanya.

Sebaliknya, orang yang memiliki tekanan darah tinggi juga tak berarti merupakan seseorang yang emosional. Menurut dia, tak ada hubungan langsung antara marah dengan kondisi hipertensi.

"Bukan berarti dia marah-marah itu pasti orang darah tinggi. Nggak kok," ujar Nandi.

Nandi menjelaskan, hipertensi dapat dialami seseorang karena gaya hidup yang tidak sehat. Salah satunya karena kebiasaan merokok dan kurangnya aktivitas fisik.

Karena itu, Nandi menjelaskan bahwa seseorang perlu menjaga berat badannya, mengurangi konsumsi garam, olahraga secara rutin serta menghindari rokok dan alkohol.

Apabila sudah menjalani hal-hal tersebut namun tekanan darah masih tinggi, dokter spesialis penyakit dalam di RS Pondok Indah-Puri Indah itu menjelaskan, kondisi tersebut perlu dibantu dengan mengonsumsi obat yang telah diresepkan oleh dokter.

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.