Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perekonomian Nasional I RI Tidak Berdaulat Kalau Tidak Bisa Mandiri Pangan

Industri Nasional Rapuh, Lebih Mengikuti UMR Murah, Bukan Daya Beli Masyarakat

Foto : ANTARA/HARVIYAN PERDANA PUTRA

INDUSTRI NASIONAL RAPUH, BANYAK PINDAH KE BATANG I Foto udara pembangunan rumah pekerja di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) di Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Banyak industri di Jawa Barat dan Jabodetabek yang pindah ke Batang hanya karena UMR murah.

A   A   A   Pengaturan Font

Baru dengan loka pasar (e-commerce) saja, Pemerintah sudah kewalahan karena sebagian besar impor semua. Bagaimana nanti kalau kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) bisa berkuasa di online?

"Ujungnya, Indonesia tidak akan menjadi lagi negara berdaulat kalau tidak bisa mandiri pangan, industri dasar, dan mandiri teknologi. Kita tidak ada dasar atau fondasi. Kita hidup saat ini hanya dengan sumber daya lama dan bahan mentah, UMR rendah, populasi besar untuk konsumsi yang akan menurun dalam produktivitas lima tahun ke depan, dan beban utang luar negeri yang mencapai 450 miliar dollar AS. Bagaimana kita bisa berdaulat?" katanya.

Tidak Punya Daya Tawar

Dengan kondisi yang seperti itu, negara lain lanjutnya, tidak perlu perang dengan Indonesia, cukup tombol satu knop, kita sudah kalang kabut. Tidak perlu perang dengan RI untuk taklukkan RI. Kita tidak punya bargaining power di dunia internasional, hanya mengemis kiri kanan.

Sebab itu, tanpa perubahan paradigma atau perubahan haluan yang kuat untuk membangun pertanian nasional dsn industri produktif, pemberdayaan keuangan negara yang efisien untuk sektor riiil, bukan untuk konsumtif maka RI sulit melepaskan diri dari mental pedagang dan calo. Indonesia akan terjepit dalam kondisi kehilangan opsi di masa mendatang. Karena, di sektor apapun pergerakannya tertutup dan tertinggal.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top