![Industri Nasional Rapuh, Lebih Mengikuti UMR Murah, Bukan Daya Beli Masyarakat](https://koran-jakarta.com/images/article/industri-nasional-rapuh-lebih-mengikuti-umr-murah-bukan-daya-beli-masyarakat-231018014743.jpg)
Industri Nasional Rapuh, Lebih Mengikuti UMR Murah, Bukan Daya Beli Masyarakat
![Industri Nasional Rapuh, Lebih Mengikuti UMR Murah, Bukan Daya Beli Masyarakat](https://koran-jakarta.com/images/article/industri-nasional-rapuh-lebih-mengikuti-umr-murah-bukan-daya-beli-masyarakat-231018014743.jpg)
INDUSTRI NASIONAL RAPUH, BANYAK PINDAH KE BATANG I Foto udara pembangunan rumah pekerja di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) di Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Banyak industri di Jawa Barat dan Jabodetabek yang pindah ke Batang hanya karena UMR murah.
"Namun demikian, keadilan ekonomi masih rendah. Orang kaya semakin kaya yang miskin tetap miskin. Ini pasti ada yang salah. Uang berputar di orang kaya saja, sehingga mereka bertambah kaya, sementara uang orang miskin berputar di mereka saja, sehingga karena jumlahnya kecil sementara kebutuhannya besar, maka keadaannya (kemiskinan) tidak berubah," kata Nasih.
Sementara itu, pengamat ekonomi dari STIE YKP Yogyakarta, Aditya Hera Nurmoko mengatakan Pemerintah juga perlu mewaspadai kondisi yang terjadi di Tiongkok. Saat ini ekonominya parah karena kredit macet di atas 1 triliun dollar AS di properti. Sedangkan, ekonominya melambat karena industri kelebihan barang produksi akibat perang dingin dengan Eropa dan AS.
Eropa dan AS pun berhenti mengimpor barang konsumsi. Pada akhirnya, surplus barang tadi di dumping.
"Makin mereka dumping makin matilah kita. Siapa bisa bersaing, karena dia surplus barang. Kita semakin tidak bisa bersaing membangun industri substitusi impor karena kita abai selama belasan tahun," kata Aditya.
Kalau ditanya ke semua industri dalam negeri, mereka pasti mengaku dipersulit, yang tidak dipersulit hanya kroni dan oligarki.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya