Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perekonomian Nasional I RI Tidak Berdaulat Kalau Tidak Bisa Mandiri Pangan

Industri Nasional Rapuh, Lebih Mengikuti UMR Murah, Bukan Daya Beli Masyarakat

Foto : ANTARA/HARVIYAN PERDANA PUTRA

INDUSTRI NASIONAL RAPUH, BANYAK PINDAH KE BATANG I Foto udara pembangunan rumah pekerja di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) di Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Banyak industri di Jawa Barat dan Jabodetabek yang pindah ke Batang hanya karena UMR murah.

A   A   A   Pengaturan Font

"Ini hasil dari mereka yang tidak mempunyai misi pembangunan nasional, yang ada hanya perang kekuasaan. Karena abai belasan tahun, maka sampai hari ini belum ada tanda-tanda banting stir ke arah industri produktif dan sektor riil," katanya.

"Akibat perang kekuasaan, pembangunan generasi muda diabaikan, pengurangan stunting lambat. Bagaimana mau mengurangi stunting kalau kemiskinan bertambah. Kalau generasi muda kita stunting bagaimana bersaing dengan kualitas SDM negara lain. Kita di dalam negeri ribut soal politik. Apa yang mau diperebutkan? Kalah menang jadi abu, yang direbutin tulang. Tidak ada yang sadar rebutan kekuasaan itu merebut apa? Hanya tulang belulang," kata Aditya.

Dia juga menyoroti kinerja Pelaksana Tugas Menteri Pertanian (Mentan) yang karena ada harga komoditas mau naik, terus menyatakan cepat-cepat impor. "Kan parah, kalau eksportirnya tidak mau mengekspor atau menjual terus bagaimana. Kalau solusinya hanya mempercepat impor, bagaimana terbelakangnya pemikiran seperti itu. Kalau demikian, maka tidak perlu Pemerintah," katanya.

Meskipun alasannya itu solusi sementara. Tapi selama belasan tahun, ya itu terus, benar-benar tidak berpikir. Kebergantungan pada pangan impor dari tahun ke tahun terus terulang. Impor pangan setiap tahun meningkat 15-20 persen. Lebih cepat dari penambahan populasi.

"Berarti, secara perlahan tapi pasti industri dalam negeri dimatikan. Kalau kualitas pemimpin begini, maka bagaimana bisa RI hadapi masa depan yang semakin berat dalam persaingan dunia. Dalam Ekonomi keuangan industri dan teknologi semuanya kita tertinggal," katanya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top