Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perekonomian Nasional I RI Tidak Berdaulat Kalau Tidak Bisa Mandiri Pangan

Industri Nasional Rapuh, Lebih Mengikuti UMR Murah, Bukan Daya Beli Masyarakat

Foto : ANTARA/HARVIYAN PERDANA PUTRA

INDUSTRI NASIONAL RAPUH, BANYAK PINDAH KE BATANG I Foto udara pembangunan rumah pekerja di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) di Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Banyak industri di Jawa Barat dan Jabodetabek yang pindah ke Batang hanya karena UMR murah.

A   A   A   Pengaturan Font

Uang Menguap

Padahal, kalau anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan APBD, ditambah intermediasi bank dikerahkan untuk sektor riil, maka akan menjadi sumber nafkah bagi rakyat. Masalahnya, tidak diarahkan ke sana, semua untuk oligarki yang selalu mencari jalan sebagai pedagang. Kalau pedagang, mereka tidak memutar uang dengan cepat karena dihabiskan untuk konsumsi. Akibatnya, semua uang lenyap.

"Kalau APBN dan APBD dan intermediasi tidak di arah kan ke sektor produktif dan sektor riil maka uang akan menguap, karena konsumtif dan sebagian besar habis untuk bayar biaya impor. Itu masalah utama," katanya.

Sebagai solusi, para Menteri Koordinator dan pemimpin bangsa harus segera banting setir arah pembangunan ekokomi dan keuangan agar terhindar dari resesi hebat.

"Percuma menahan pembelian online dan tiktok shop, kalau tidak membangun penggantinya di dalam negeri. Kalau barang yang dibutuhkan rakyat tidak dibangun, rakyat tidak belanja dan akhirnya tidak ada perputaran uang. Apakah mungkin membendung barang impor murah? Mustahil. Caranya ya produksi sendiri. Belanja online ditutup semua ya percuma. Percuma kalau dalam negeri tidak membangun. Kenapa tidak membangun? Mustahil bersaing dengan negara-negara yang menciptakan ekonomi biaya murah, sementara kita adalah negara ekonomi biaya tinggi akibat dipersulit aparat sendiri," katanya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top