Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perekonomian RI

Daya Beli Melemah, Target Pertumbuhan Bisa Meleset

Foto : ISTIMEWA

Eko Listiyanto Wakil Direktur Indef - Pengeluaran konsumsi rumah tangga yang menjadi penopang pembentukan PDB malah tumbuh di bawah pertumbuhan ekonomi yaitu hanya tumbuh 4,9 persen.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Indonesia tidak akan mampu mengejar target pertumbuhan ekonomi 7 persen dalam waktu dekat sebagai persyaratan untuk menjadi negara berpendapatan tinggi saat masuk usia emas di 2045. Sulitnya mencapai pertumbuhan 7 persen itu sangat beralasan karena selama ini untuk tumbuh 5 persen saja sudah susah payah, apalagi lebih dari itu.

Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eko Listiyanto, dalam diskusi bertajuk Presiden Baru, Persoalan Lama yang digelar Indef di Jakarta, Selasa (25/6), mengatakan sulitnya mendongkrak pertumbuhan itu karena kondisi ekonomi dalam negeri yang sangat rapuh. Dia kurang sepakat jika berbagai persoalan ekonomi yang terjadi selama ini disebabkan dampak dari tekanan ekonomi global.

"Benar nggak masalahnya dari luar? Tampaknya, sumbernya dari kita sendiri. Faktanya, pernah the Fed menurunkan tingkat suku bunganya, tetapi pertumbuhan ekonomi kita begitu-begitu saja," papar Eko.

Dia menyoroti konsumsi rumah tangga yang terus melemah. Padahal, kontribusi konsumsi rumah tangga dalam pertumbuhan ekonomi dominan yaitu 41,28 persen pada triwulan I-2024, namun sangat rentan. Kinerja ekonomi di triwulan I-2024 diselamatkan oleh akselerasi pengeluaran pemerintah.

"Pengeluaran konsumsi rumah tangga yang menjadi penopang pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) malah tumbuh di bawah pertumbuhan ekonomi yaitu hanya tumbuh 4,9 persen. Konsumsi diyakini semakin melemah seiring dengan rencana pajak pertambahan nilai (PPN) 12 persen pada tahun 2025. Meskipun baru diterapkan tahun depan, tetapi dampaknya sudah mulai terasa sejak sekarang," katanya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top