Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Reformulasi Ekonomi I Pemerintah Harus Meningkatan Produktivitas Dalam Negeri

Indonesia Lemah Mengatasi Impor dan Memacu Produktivitas

Foto : ISTIMEWA

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad - Setidaknya dalam reformulasi kebijakan kemandirian ekonomi itu menyasar pada enam program prioritas

A   A   A   Pengaturan Font

"Prioritas pertama, pangan tidak boleh dilupakan dan tidak boleh ditiadakan. Pemerintah harus mendorong peningkatan produktivitas dalam negeri," kata Tauhid.

Menurut dia, ada lima komoditas yang importasinya masih cukup besar pada 2022. Selain gandum yang diimpor 100 persen, ada kedelai, bawang putih, daging sapi, dan gula pasir.

Pemerintah RI, katanya, memiliki kelemahan dalam mengatasi importasi dan masalah produktivitas. Sebab itu, produktivitas yang dimulai dari tenaga kerja hingga penggunaan teknologi dalam pemenuhan kebutuhan pangan harus diperhatikan.

"Kalau kita ingin reformulasi dari sisi pangan, ini harus dibenahi, termasuk beberapa komoditas importasi yang cukup besar dalam tahun 2002 ini dan cenderung beberapa komoditas yang posisinya tidak banyak berubah dari tahun ke tahun," kata Tauhid.

Langkah selanjutnya adalah peningkatan penggunaan produk dalam negeri pada sektor industri prioritas dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Berdasarkan data Kemenperin, hampir 50 persen industri di dalam negeri memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang kurang dari 50 persen.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top