Indonesia-Korsel Perkuat Kerja Sama Energi Bersih dan EV
- Indonesia-Korsel
Jakarta – Indonesia memperkuat kerja sama dengan Korea Selatan (Korsel) di sektor energi bersih dan kendaraan listrik (EV) guna mendukung target penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 31,89 persen pada 2030.

Ket. Chem Dong Choon Kim EVP & President of Advanced Materials Company LG - Bagi kami, Indonesia akan selalu menjadi mitra strategis bagi LG Chem, terutama di sektor industri hijau.
Doc: ANTARA
Dalam rangka mempercepat upaya tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menerima kunjungan EVP & President of Advanced Materials Company LG Chem Dong Choon Kim beserta delegasi di Jakarta.
“Dukungan LG Group bagi pengembangan ekosistem kendaraan listrik dan secara luas untuk pengembangan energi bersih di Indonesia sangat kami butuhkan dan semoga dapat terus ditingkatkan,” ujar Airlangga di Jakarta, Sabtu (23/3).
Seperti dikutip dari Antara, dalam pertemuan tersebut, kedua pihak membahas berbagai peluang kerja sama strategis, khususnya dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik dan investasi di sektor energi hijau.
Meskipun menghadapi tantangan berupa penurunan permintaan global terhadap kendaraan listrik, Menko Airlangga dan Vice President Kim sepakat bahwa masih terdapat potensi besar dalam pengembangan sektor ini di Indonesia.
LG Chem menyampaikan apresiasi atas dukungan pemerintah Indonesia terhadap LG Group, yang telah lama beroperasi di sektor manufaktur di tanah air.
“Bagi kami, Indonesia akan selalu menjadi mitra strategis bagi LG Chem, terutama di sektor industri hijau,” ujar Vice President Kim.
LG Chem juga menyoroti peran mereka dalam rantai pasok kendaraan listrik global, termasuk kolaborasi melalui LG Energy Solution dan Hyundai yang telah membangun pabrik sel baterai kendaraan listrik di Karawang Jawa Barat. Pembangunan pabrik ini dilakukan dalam dua tahap.
Tahap pertama dengan kapasitas 10 gigawatt jam (GWh) telah rampung pada 2024, sementara tahap kedua dengan kapasitas 20 GWh saat ini sedang dalam proses pembangunan.
Anda mungkin tertarik:
LG Chem juga mengapresiasi dukungan Pemerintah dalam merealisasikan grand package plan yang mendorong percepatan investasi di sektor ini.
Satgas TEH
Sebelumnya, pada akhir pekan lalu Airlangga Hartarto membentuk Satuan Tugas Transisi Energi dan Ekonomi Hijau (Satgas TEH) untuk mempercepat transisi energi dan ekonomi hijau.
Dikutip dari salinan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 141 Tahun 2025, pembentukan Satgas TEH bertujuan untuk menyelaraskan kebijakan, percepatan perizinan berusaha, penyelesaian hambatan secara terkoordinasi lintas kewenangan antarkementerian, lembaga, dan/atau pemerintah daerah.
Penyelarasan tersebut guna melaksanakan transformasi ekonomi, sesuai dengan arah kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2025-2029, khususnya terkait dengan penerapan transisi energi dan ekonomi hijau.
Dalam Pasal 2 kepmen tersebut, tertuang bahwasanya Satgas TEH terdiri atas pengarah, pelaksana, kelompok kerja, dan pengawas.
Pengarah memiliki tugas untuk memberikan arahan dan pertimbangan dalam menentukan kegiatan, strategi, program, target waktu, dan indikator kinerja pelaksanaan program percepatan transisi energi dan ekonomi hijau.
Selain itu, pengarah juga bertugas untuk memantau dan mengevaluasi implementasi program. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto merupakan Ketua Pengarah Satgas TEH.
Sementara itu, Wakil Ketua Pengarah Satgas TEH adalah Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).