Penyebab dan Cara Pengobatan Hipertensi di Usia Muda
- Hipertensi
- Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI)
JAKARTA - Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) pafikarokab.org aktif dalam memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai penyebab terjadinya hipertensi di usia muda yang sering menjadi keluhan bagi masyarakat, serta rekomendasi obat yang bisa dikonsumsi bagi penderitanya.

Ket.
Doc: iStockphoto/EyeEm
Hipertensi di usia muda adalah kondisi tekanan darah tinggi yang terjadi pada individu berusia muda, biasanya di bawah usia 40 tahun. Meskipun hipertensi lebih umum terjadi pada usia lanjut, peningkatan kasus di kalangan anak muda telah menjadi perhatian serius dalam beberapa tahun terakhir.
PAFI salah satu organisasi kesehatan terkemuka dan peduli kesehatan masyarakat Indonesia. Organisasi kesehatan ini terus berupaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia melalui pelayanan farmasi yang berkualitas.
Apa saja faktor utama penyebab hipertensi di usia muda?
Hipertensi pada usia muda dapat meningkat secara bertahap dan seringkali tidak menimbulkan gejala yang jelas pada awalnya, gejala hipertensi seringkali sulit untuk diketahui secara langsung. Hipertensi di usia muda sering disebut sebagai "pembunuh diam-diam" karena dapat merusak organ tubuh tanpa disadari. Berikut adalah beberapa faktor penyebab utama mengapa hipertensi dapat terjadi pada usia muda yang perlu diperhatikan meliputi:
1. Faktor genetik atau riwayat keluarga
Adapun faktor penyebab penyakit hipertensi pada usia muda adalah faktor riwayat keluarga. Riwayat keluarga dengan hipertensi dapat meningkatkan risiko pada anak muda. Jika orang tua atau saudara kandung memiliki riwayat hipertensi, maka risiko anak muda mengalami kondisi yang sama juga lebih tinggi. Faktor genetik mempengaruhi bagaimana tubuh mengatur tekanan darah dan respons terhadap stres.
Anda mungkin tertarik:
2. Obesitas atau kelebihan berat badan
Berat badan berlebih meningkatkan risiko hipertensi karena resistensi insulin dan gangguan pembuluh darah. Obesitas seringkali disertai dengan peningkatan tekanan darah, yang dapat berlanjut menjadi hipertensi jika tidak diatasi. Obesitas juga terkait dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan diabetes, yang semuanya berkontribusi pada peningkatan tekanan darah.
3. Gaya hidup tidak sehat
Pola makan buruk, kurang aktivitas fisik, dan stres adalah faktor-faktor yang berkontribusi pada risiko hipertensi. Konsumsi makanan tinggi garam, lemak jenuh, dan gula dapat memperburuk kondisi ini. Kurangnya aktivitas fisik juga berperan dalam meningkatkan risiko hipertensi karena kurangnya stimulasi pada jantung dan pembuluh darah.
4. Konsumsi garam berlebihan
Mengonsumsi garam berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah karena garam dapat menyimpan cairan di dalam tubuh, yang kemudian meningkatkan volume darah dan tekanan pada pembuluh darah. Konsumsi garam yang berlebihan juga dapat memperburuk kondisi hipertensi yang sudah ada.
5. Stres dan cemas berlebihan
Stres disertai dengan cemas, dapat meningkatkan tekanan darah karena perubahan hormon yang mempengaruhi jantung dan pembuluh darah. Stres dapat menyebabkan pelepasan hormon seperti adrenalin, yang meningkatkan detak jantung dan kontraksi pembuluh darah, sehingga meningkatkan tekanan darah.
Apa saja obat yang tepat untuk mengobati hipertensi di usia muda?
PAFI (Persatuan Ahli Farmasi Indonesia) telah melakukan penelitian lanjut mengenai gejala serta penyebab hipertensi di usia muda. Berikut adalah beberapa jenis obat yang umum digunakan untuk mengurangi gejala hipertensi dan membantu mengelola kondisi tersebut meliputi:
1. Amlodipine
Obat ini bekerja dengan melebarkan pembuluh darah, sehingga mengurangi tekanan darah. Dosis umumnya dimulai dari 5 mg per hari dan dapat ditingkatkan hingga 10 mg per hari. Amlodipine sering digunakan karena efek sampingannya yang relatif rendah dan kemampuan untuk mengurangi risiko serangan jantung dan stroke.
2. Nifedipine
Nifedipine merupakan obat yang dapat melebarkan pembuluh darah, tetapi lebih sering digunakan dalam bentuk yang dapat dilepaskan secara perlahan untuk menghindari penurunan tekanan darah yang terlalu cepat.
3. Candesartan
Candesartan merupakan obat yang dapat menghambat pengikatan angiotensin II ke reseptor AT1, sehingga melebarkan pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah. Dosis awal biasanya 4 mg per hari dan dapat ditingkatkan hingga 16 mg per hari. ARB sering digunakan karena memiliki efek sampingan yang relatif rendah dan dapat melindungi ginjal.
4. Captopril
Captopril adalah obat yang termasuk ACE Inhibitor yang dapat menghambat enzim yang menyebabkan pembuluh darah menyempit, sehingga melebarkan pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah. Dosis awal biasanya 6,25 mg per hari dan dapat ditingkatkan hingga 50 mg per hari.
Selain mengonsumsi obat-obatan, perubahan gaya hidup yang lebih sehat dapat mengelola hipertensi secara efektif dan mengurangi risiko komplikasi. Selalu berkonsultasi dengan apoteker untuk pemilihan obat serta dosis yang sesuai kebutuhan.
(IKN)