IHSG Berpotensi Pulih, Indef Sarankan Peningkatan Devisa Ekspor
- devisa
JAKARTA – Indonesia perlu meningkatkan devisa hasil ekspor yang bisa diimplementasikan untuk beberapa sektor. Langkah itu dimaksudkan agar agar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tumbuh tinggi (rebound).

Ket. Direktur Eksekutif INDEF Esther Sri Astuti.
Doc: ANTARA/Uyu Septiyati Liman
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Esther Sri Astuti saat dihubungi di Jakarta, Senin (24/3), menyatakan pemerintah bisa meningkatkan pendapatan dari hasil penjualan barang ke luar negeri itu untuk sektor perkebunan, kehutanan, perikanan, kelautan, mineral, batubara dan minyak bumi.
Selanjutnya, pemerintah dapat meningkatkan keuntungan hasil transaksi jasa di sektor pariwisata, serta pungutan tenaga kerja Indonesia di luar negeri dengan gaji tinggi (white collar).
Menurut dia, hal ini dilakukan supaya suplai mata uang asing, khususnya dolar Amerika Serikat (AS) banyak dimiliki oleh Indonesia. Sehingga investor kembali menyimpan dananya di pasar modal.
Namun, Esther berpendapat kembali pulihnya IHSG memerlukan waktu jangka panjang.
"Jangka panjang akan pulih, syaratnya perbanyak suplai dolar AS. Caranya dengan meningkatkan devisa lewat ekspor, pariwisata dan tenaga kerja Indonesia di luar atau white collar," kata dia.
Lebih lanjut, dia menuturkan penyebab IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin pagi dibuka melemah 22,03 poin atau 0,35 persen ke posisi 6.236,15, serta kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 5,79 poin atau 0,84 persen ke posisi 686,23, merupakan sinyal penurunan kepercayaan masyarakat terhadap kebijakan yang dibuat.
Anda mungkin tertarik:
Sebelumnya, Pengamat sekaligus Founder Stocknow.id Hendra Wardana menyampaikan potensi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk rebound masih ada, apabila investor mendapatkan sinyal positif dari kebijakan ekonomi dan stabilitas politik Indonesia.
Pada perdagangan sesi I, Senin, IHSG mengalami tekanan dengan koreksi 143,96 poin atau 2,30 persen ke posisi 6.114,22.
Investor akan sangat memperhatikan langkah-langkah pemerintah dan sektor swasta dalam menghadapi tantangan yang ada, agar kepercayaan pasar dapat kembali pulih," ujar Hendra saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.
Ia menjelaskan penurunan IHSG mencerminkan adanya ketidakpastian yang terjadi di pasar modal Indonesia, yang dipengaruhi oleh beragam faktor dari tingkat domestik maupun global.