Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

“Great Depression", Keruntuhan Ekonomi Global

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Kota-kota di seluruh dunia terpukul keras, terutama yang bergantung pada industri berat. Konstruksi hampir dihentikan di banyak negara. Komunitas petani dan daerah pedesaan menderita karena harga tanaman turun sekitar 60 persen. Di hadapkan dengan permintaan yang anjlok dan sedikitnya alternatif pekerjaan, daerah-daerah yang bergantung pada industri sektor primer paling menderita.

Di Hindia Belanda kala itu,malaiseberdampak pada menciptakan kemunduran pada industri gula di Jawa. Lahan perkebunan tebu yang pada 1930 mencapai luas 198.007 hektare, mengalami penurunan drastis menjadi 27.575 hektare pada 1935 karena menurunnya permintaan gula dunia.

Menurut lamanHistory, depresi hebat dimulai dari Kota New York. Dipicu oleh jatuhnya pasar saham pada Oktober 1929, yang membuat pasar saham New York Stock Exchange di Wall Street panik dan memusnahkan jutaan investor.

Selama beberapa tahun berikutnya, pengeluaran konsumen dan investasi turun. Hal ini menyebabkan penurunan tajam dalam output industri dan lapangan kerja karena perusahaan yang gagal memberhentikan pekerja. Pada 1933, ketika depresi hebat mencapai titik terendahnya, sekitar 15 juta orang Amerika menganggur dan hampir separuh bank negara itu bangkrut.

Hal ini kontras dengan perekonomian AS sepanjang era 1920-an yang cukup cemerlang. Saat itu ekonomi berkembang pesat. Hasilnya total kekayaan negara itu meningkat lebih dari dua kali lipat antara 1920 dan 1929, periode yang dijulukiThe Roaring Twentiesatau Dua Puluh yang Mengaum".
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top