Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Etika Lingkungan dan Pelestarian Alam dalam Epos Galigo

Foto : The Conversation/Wikimedia Commons/Istiqamah.a

Masyarakat Kajang di Bulukumba melakukan ritual sesaji makanan.

A   A   A   Pengaturan Font

Keyakinan ini kemudian mengkristal dalam etika-etika komunal yang menghidupkan aktivitas masyarakat di kawasan adat Cerekang. Semuanya memiliki kisah, fungsi, dan aturan masing-masing.

Misalnya di ekosistem mangrove di sepanjang Sungai Cerekang yang dinamakan Beroe. Masyarakat meyakini Beroe dahulu merupakan desa tempat makam La Massagoni To Barani, pemimpin armada militer Raja Sawerigading.

Di kawasan ini, masyarakat dilarang menggunakan sabun, membuang tinja, minyak, bahkan sisa makanan ke sungai. Ada juga larangan membunuh buaya karena reptil ini dianggap sebagai jelmaan Sawerigading.

Selain masyarakat Cerekang, ada juga masyarakat Kajang yang bermukim di Bulukumba. Pakaian dan kebiasaan mereka memiliki beberapa kemiripan dengan orang Kanekes atau Baduy di Banten. Lebih dari dua dekade lalu, saya berkesempatan mengunjungi mereka. Saya merasa kagum dengan keteguhan masyarakat Kajang menerapkan kearifan lokal dalam melindungi lingkungan.

Masyarakat ini mengenal seperangkat aturan dan kewajiban adat bernama Pasang Ri Kajang yang bertujuan untuk memastikan kehidupan masyarakat selaras dengan alam. Contohnya, pelestarian hutan adalah salah satu kewajiban mutlak bagi setiap orang Kajang.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top