Etika Lingkungan dan Pelestarian Alam dalam Epos Galigo
Masyarakat Kajang di Bulukumba melakukan ritual sesaji makanan.
Epos yang Hidup dan Menghidupkan
Epos Galigo bukan hanya karya sastra yang menumpuk di Museum Universitas Leiden, Belanda. Bukan pula kisah ini hanya dihayati para ilmuwan sastra ataupun sastrawan.
Kisah-kisah di dalam Sureq Galigo tetap hidup dalam tradisi lisan dan norma adat masyarakat di berbagai wilayah di Sulawesi. Begitu juga dengan gagasan deep ecology di dalamnya.
Sebagai contoh, masyarakat Cerekang yang menjaga hutan dan sungai di Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Keberadaan hutan dan kehidupan di dalamnya, menurut masyarakat Cerekang, berasal dari turunnya Batara Guru (yang menjelma limpahan air dari langit) ke bumi. Figur Batara Guru juga termuat dalam Sureq Galigo.
Kisah ini diwariskan secara turun temurun. Masyarakat Cerekang meyakini mereka bertugas merawat kedua ekosistem tersebut sebagai bentuk bakti mereka terhadap Batara Guru dan pasangannya, Wé Nyiliq Timo, yang dipercaya berasal dari sungai.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : -
Komentar
()Muat lainnya